kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Stock split UNVR, analis: Dengan rasio 1:5, respon pasar tak sepenuhnya positif


Rabu, 23 Oktober 2019 / 05:47 WIB
Stock split UNVR, analis: Dengan rasio 1:5, respon pasar tak sepenuhnya positif
ILUSTRASI. Rexona produk Unilever


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR, anggota indeks Kompas100) berencana melakukan pemecahan nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5. Rencana tersebut tidak sesuai dengan harapan pasar. Secara historis, UNVR telah melakukan stock split dua kali dengan rasio 1:10. 

Analis BNI Sekuritas William Siregar menilai dengan rasio tersebut, respon pasar tidak sepenuhnya positif. Dengan rasio 1:5, apabila menggunakan harga saat ini Rp 43.950, maka harga stock split sekitar Rp 8.790. Menurutnya, bagi beberapa investor harga tersebut masih kurang menarik. 

Baca Juga: Akan stock split 1:5, saham Unilever (UNVR) bisa lebih terjangkau bagi investor ritel

"Saat ini harga UNVR cukup premium, mungkin manajemen masih mau menjaga eksistensinya sebagai perusahaan big caps dengan cara rasio stock split jangan terlalu besar," jelas William, Selasa (22/10). 

Meski harga stock split kurang menarik, William tetap melihat kinerja fundamental Unilever Indonesia masih solid. Pasalnya meski pada laporan keuangan kuartal III-2019 laba Unilever Indonesia anjlok 24,31% yoy, William menjelaskan laba sejatinya masih tumbuh sekitar 6%.

Seperti yang dijelaskan manajemen, penurunan laba tersebut terjadi karena pada kuartal III-2018 Unilever Indonesia mencatatkan adanya penjualan Spreads, sedangkan pada kuartal tiga ini tidak ada transaksi tersebut. 

"Kita pikir ini sinyal yang positif di tengah pasar yang masih menantang karena banyak produk baru dan ketatnya persaingan. Mereka mampu mencatatkan pertumbuhan yang cukup solid meskipun tidak signifikan," jelas William. 

Baca Juga: Saham BBTN sudah turun 24,41% sejak awal tahun, begini rekomendasi analis

William juga memprediksi kinerja Unilever Indonesia masih akan tetap positif hingga akhir tahun meski perusahaan ini juga tengah mengalami tekanan pasar. 

"Kalau mau koleksi, fundamental masih cukup bagus. Saran saya lebih cenderung wait and see lihat kuartal IV dan meligat pergerakan saham setelah stock split. Jadi ada baiknya netral," jelas William. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×