kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Stimulus AS masih akan menjadi penggerak rupiah jelang akhir pekan


Kamis, 27 Agustus 2020 / 19:18 WIB
Stimulus AS masih akan menjadi penggerak rupiah jelang akhir pekan
ILUSTRASI. Kamis (27/8), kurs rupiah tercatat menguat tipis 0,12% ke Rp 14.660 per dolar AS.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah diyakini masih akan menguat di tengah penantian kesepakatan paket stimulus dari Amerika Serikat (AS). Sebagai informasi, saat ini stimulus masih dalam pembahasan Kongres dan masih sebatas rancangan undang-undang (RUU). 

Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, pembicaraan stimulus AS sudah berlangsung cukup lama. Bahkan, sampai saat ini Negeri Paman Sam terkesan masih menunda peluncuran stimulus, dengan belum tercapainya kompromi oleh kongres AS.

Ariston juga menganggap negosiasi masih berlangsung alot dan terakhir partai Republik menawarkan nilai (stimulus) yang lebih rendah US$ 500 miliar. Sementara itu, partai Demokrat bertahan di US$ 2 triliun. 

"Kalau kedua partai gagal berkompromi, stimulus tidak akan keluar. Namun untuk keperluan pemilu presiden AS, harusnya (stimulus) bisa keluar," kata Ariston kepada Kontan.co.id, Kamis (27/8). 

Baca Juga: Menanti pidato The Fed, rupiah punya peluang menguat di akhir pekan

Untuk itu, paket stimulus AS diperkirakan baru akan dirilis pada September atau awal Oktober, mengingat kondisi Kongres AS sedang reses. Ariston menilai, kesepakatan stimulus akan memberikan kabar baik bagi aset-aset berisiko sekaligus berpotensi mendorong penguatan nilai tukar rupiah. 

Apalagi, Ariston memandang tingkat volatilitas mata uang Garuda tidak akan terlalu tinggi di tengah penantian stimulus AS. Menurut dia, rata-rata pergerakan rupiah beberapa waktu terakhir berada di rentang 100-200 poin dalam sehari. "Mungkin kekhawatiran pasar sudah tidak seperti di awal pandemi, tidak ada kepanikan," imbuh Ariston.

Untuk itu, Ariston memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.500 per dolar AS hingga Rp 14.800 per dolar AS di tengah penantian stimulus AS tersebut.

Kamis (27/8), kurs rupiah tercatat menguat tipis 0,12% ke Rp 14.660 per dolar AS. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jisdor melemah 78 poin atau 0,53% ke level Rp 14.714 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah berbalik menguat dan ditutup ke Rp 14.660 per dolar AS pada hari ini (27/8)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×