Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Poundsterling melemah terbatas di hadapan yen sembari pasar dibalut optimisme pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Jepang kuartal satu 2017 lalu.
Mengutip Bloomberg, Rabu (7/6) pukul 18.08 WIB pairing GBP/JPY yang menukik 0,11% di level 141,09 dibanding hari sebelumnya.
Anthonius Edyson, Research and Analyst PT Astronacci International memaparkan pelemahan yang terjadi pada poundsterling disebabkan oleh teror yang membayangi Britania Raya terutama Inggris beberapa waktu terakhir. Dengan tingginya ketidakstabilan di Inggris pasca teror dan jelang pemilu, wajar sterling melemah. semua sedang tertuju pada pemilu yang akan diselenggarakan Kamis (8/6).
Dikutip dari polling terbaru hingga Selasa (6/6) milik The Telegraph, partai konservatif unggul dengan 42,9% disusul Partai Buruh 37,2%. Kemenangan partai konservatif kian menipis setelah di awal Mei 2017 sempat unggul lebih dari 20%.
Nantinya kalau konservatif gagal menguasai parlemen, artinya Theresa May akan digantikan dan dikhawatirkan hal tersebut bisa menghambat proses Brexit yang akan diinisiasi pada 19 Juni 2017 mendatang. Walau di sisi lain, harga rumah oleh HBOS di Inggris Mei 2017 tumbuh signifikan dari 0,0% menjadi 0,4% yang sebenarnya bisa jadi daya tahan bagi sterling.
Kondisi itu pun menguntungkan yen yang merupakan aset safe haven. Ditambah lagi, “secara fundamental yen lebih positif pasca beberapa data ekonomi yang positif sejak awal pekan,” imbuh Anthonius. Ditambah lagi Kamis (8/6) diperkirakan data pertumbuhan ekonomi Jepang kuartal satu 2017 tumbuh sesuai harapan. Maka ini jadi alasan bagi yen untuk mengungguli poundsterling yang sedang lemah.
Anthonius pun menduga pelemahan GBP/JPY masih akan berlanjut. Terutama jika hasil pemilu mengecewakan pasar dengan kekalahan Partai Konservatif. Namun jika sebaliknya, bukan tidak mungkin GBP/JPY menguat terdongkrak oleh hasil pemilu Inggris.
“Jika berkaca dari fundamental untuk sementara pasangan ini masih bearish,” tambah Anthonius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News