Reporter: Narita Indrastiti, Agustinus Beo Da Costa | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Penghuni Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin ramai. Berdasarkan catatan KONTAN ada 13 emiten yang akan melantai di BEI (lihat tabel). Kali ini ada satu emiten akan melepas saham perdana alias initial public offering (IPO).
Dia adalah PT Sri Rejeki Isman (Sritex) yang akan IPO sebanyak-banyaknya 5,6 miliar saham baru atau 30,12% dari modal ditempatkan dan disetor. Sritex telah menunjuk PT Bahana Securities sebagai penjamin emisi pelaksana.
Tapi, Direktur Bahana Securities, Andi Sidharta mengatakan, Sritex dan penjamin emisi belum menentukan kisaran harga dan target perolehan dana IPO. "Kita baru pre-marketing, belum tahu target perolehan dana, tergantung price range-nya. Price range-nya sendiri belum ditentukan," ujar dia, Kamis (16/5).
Eko Yuliantoro, Direktur Utama Bahana Securities enggan bilang, target perolehan dana IPO. "Saya belum bisa bicara itu karena tidak etis. Senin (20/5) sudah public expose," kata dia. Sementara, Iwan Lukminto, Direktur Utama Sritex belum menjawab panggilan dari KONTAN.
Sebelumnya sumber Reuters Senin (29/4) mengatakan, perusahaan berbasis di Solo menargetkan Rp 1,5 triliun. Dana tersebut menurut prospektus ringkas, Kamis (16/5) 87% untuk ekspansi pabrik pemintalan (spinning) dan sisanya 13% ekspansi pabrik konveksi (garment).
Saat ini, pemilik mayoritas Sritex 80,24% PT Huddleston Indonesia, 19,69% Estrada Trading Ltd dan sisanya milik Haji Muhammad Lukminto 0,07%.
Sesudah IPO, kepemilikan Huddleston menyusut menjadi 56,07%, Estrada menjadi 13,76 % dan Lukminto hanya memegang 0,05%. Sementara masyarakat memiliki 30,12 %.
Sritex juga ada program kepemilikan saham pegawai atau Employee Stock Allocation (ESA) sebanyak 1% atau 56 juta saham biasa. Harga saham ESA ini sama dengan harga IPO.
Selain itu, Estrada juga akan melepas seluruh saham yaitu 13,76% ke investor internasional jangka panjang, hedge fund dan wealth management. Aksi ini melalui penawaran terbatas. Rencananya aksi ini akan dilakukan tiga bulan setelah IPO.
Kinerja perusahaan yang mempunyai pelanggan dengan merek Uniqlo dari Jepang dan jaringan toko Wal Mart ini cukup bagus. Penjualan bersih per 2012 naik 23,02% menjadi Rp 2,85 triliun. Laba operasi tumbuh 28,24% menjadi Rp 461,80 miliar. Sementara, laba komprehensif tahun berjalan naik 42,03% menjadi Rp 229, 30 miliar.
Prospek sektor garmen
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan sektor emiten garmen masih negatif. Karena, banyak kendala seperti persaingan, perizinan, upah buruh yang tinggi dan kenaikan harga bahan baku.
Lucky Bayu Purnomo, Analis Remax Capital mengatakan, pangsa pasar Sritex lebih kuat. Namun, menurut Lucky, IPO Sritex bisa terancam koreksi. Pasalnya Juni ada kenaikan inflasi musiman. Masa penawaran IPO Sritex rencananya akan dilaksanakan pada 20-28 Mei 2013, efektif 5 Juni, penawaran umum pada 10-12 Juni 2013, dan pencatatan di BEI pada 17 Juni 2013.
Daftar emiten berencana IPO
1. PT Acset Indonusa nilainya Rp 300 miliar – Rp 500 miliar
2. PT Dharma Satya Nusantara senilai US$ 200 juta
3. PT Mitra Pinastika Mustika US$ 200 juta
4. PT Bank Muamalat senilai Rp 1 triliun
5. PT Saratoga Investama Sedaya senilai US$ 200 juta
6. PT Ekasari Lorena Transport senilai Rp 300 miliar – Rp 400 miliar
7. PT Nusa Raya Cipta senilai Rp 200 miliar – Rp 300 miliar
8. PT Siloam International Hospital
9. PT Multipolar Technology senilai 10. Bank Nationalnobu Indonesia senilai Rp 800 miliar
11. PT Electronic City Indonesia senilai Rp 1 triliun
12. PT Semen Baturaja senilai Rp 1,25 triliun
13. PT Sri Rejeki Isman (Sritex) senilai Rp 1,5 triliun
Sumber : Riset KONTAN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News