Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Hendra Gunawan
SUKOHARJO. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) sudah mulai menyelesaikan beberapa pabrik barunya. Sepanjang tahun ini, SRIL sudah menyerap US$ 52 juta atau sekitar 50% dari belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini yang sebesar US$ 104 juta.
Dari total capex tahun ini, sebesar US$ 10 juta digunakan untuk membangun pabrik garmen, US$ 45 juta untuk pabrik finishing, US$ 30 juta untuk pabrik weaving, dan US$ 19 juta untuk pabrik spinning.
"Pabrik spinning sudah hampir selesai. Kapasitas akan meningkat signifikan," ujar Iwan Setiawan, Direktur Utama SRIL, saat acara ulang tahun SRIL ke 49 di Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (17/8).
Nantinya, kapasitas produksi garmen SRIL akan naik menjadi 30 juta potong, kapasitas pabrik finishing menjadi 240 juta yard, weaving menjadi 180 juta sampai 240 juta meter, dan spinning menjadi 610.000 mata pintal per tahun.
Hingga Semester I tahun ini, SRIL yakin pendapatannya masih akan sesuai target. Perseroan bakal menjaga pertumbuhan pendapatan di akhir tahun sebesar 7%-10% dibandingkan pendapatan tahun lalu.
Sampai akhir tahun ini, SRIL masih akan menjaga porsi ekspor 60% dari total penjualan. Pada kuartal I kemarin, porsi pendapatan domestiknya 54,1% dan ekspor 45,9%. "Kami yakin bisa jaga ekspor di level 60%," ujarnya.
Tahun depan, SRIL berencana membangun pembangkit listrik bertenaga gas dan batubara dengan kapasitas 60-70 MW, di Sukoharjo. Nilai investasinya sebesar US$ 100 juta atau Rp 1,35 triliun.