Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Posisi PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) masih tergabung dalam saham-saham LQ45 sejak tahun lalu. Walaupun kinerja saham SRIL tahun lalu memble, fundamental emiten tekstil ini masih cukup baik.
Tercatat pada penutupan perdagangan 2016, saham SRIL di level Rp 230 per saham, turun 43% dibandingkan posisi awal pembukaan perdagangan Rp 404 per saham. Hingga saat ini kinerja saham rata-rata bergerak dikisaran Rp 234-Rp 238 per saham.
Namun, berbanding terbalik dengan kinerja saham, fundamental SRIL terbilang cukup kuat. Manajemen SRIL masih yakin dapat tumbuh didukung kondisi makro ekonomi yang cukup baik pada tahun ini.
Sekretaris Perusahaan SRIL Welly Salam mengatakan, ada tiga usaha yang dilakukan oleh manajemen untuk memacu penjualan pada tahun ini. Pertama normalisasi kapasitas produksi atas pabrik baru yang ditargetkan beroperasi pada pertengahan tahun ini, diversifikasi produk agar dapat menjangkau segala permintaan pasar. ”Serta fokus pada penjualan produk-produk yang bernilai tinggi,” kata Welly, Jumat (3/2).
Welly menjelaskan, pemulihan kapasitas produksi ini direncanakan secara bertahap. Saat ini progres pabrik baru sudah masuk dalam tahap uji coba produksi, hingga pada akhir tahun nanti kapasitas produksi spinning naik 16% menjadi 645.000 bales pertahun. Sementara waving meningkat 50% menjadi 120 juta per tahun. Dyeing/finishing naik 240 juta yard dan garmen naik 67% menjadi 30 juta potong per tahun.
Produk yang dibuat juga akan bernambah dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Mulai dari lini pakaian fashion maupun seragam kerja, hingga membuat perlengkapan militer seperti tas, tenda, dan ponco. Sementara di produk hulu SRIL masih menjajakan yarn, greige, dyed fabric, printed fabric.
Bisa disebut, tahun ini, ekspansi SRIL terbilang minim. Manajemen perusahaan menganggarkan belanja modal sebesar US$ 15 juta dibandingkan tahun lalu yang mencapai US$ 60 juta. Ini lantaran perusahaan baru saja melakukan perluasan pabrik. Sehingga dana belanja modal pada tahun ini akan dipergunakan untuk pemeliharaan mesin.
Meski demikian, SRIL cukup yakin dapat meningkatkan kinerja pada tahun ini. Manajemen memproyeksikan pendapatan mencapai US$ 716 juta-US$ 760 juta, dengan laba bersih mencapai US$ 65 juta-US$ 69 juta. Sementara, tahun 2016, manajemen memproyeksikan pendapatan mencapai US$ 633 juta-US$ 682 juta dengan laba US$ 60 juta-US$ 64 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News