Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) tahun ini fokus memaksimalkan kapasitas produksi. Emiten tekstil ini berharap bisa mengantongi pertumbuhan pendapatan 8%-15% atau mencapai US$ 716 juta-US$ 760 juta.
Welly Salam, Sekretaris Perusahaan SRIL mengatakan, korporasinya ingin menjaga margin laba tahun ini sebesar 9%-9,6%. Tahun lalu, margin laba ada di 8,9%. SRIL menargetkan laba bersih tahun ini tumbuh 8%-12% dari tahun lalu menjadi US$ 68 juta sampai US$ 73 juta.
Perusahaan yang berdiri 1978 silam ini mengharapkan pertumbuhan pendapatan lebih dari 15% pada 2018 nanti, setelah mengoperasikan kapasitas maksimal pabriknya. "Pabrik baru kami akan beroperasi tahun ini, sehingga belanja modalnya sudah tidak besar lagi," kata Welly ke KONTAN, Jumat (20/1).
Pabrik yang berlokasi di Jawa Tengah ini akan menambah kapasitas produksi spinning SRIL sebesar 16% jadi 654.000 bales per tahun. Lalu, weaving meningkat 50% menjadi 180 juta meter per tahun, dyeing/finishing melonjak 100% jadi 240 juta yard per tahun, dan garmen naik 67% menjadi 30 juta potong per tahun. "Untuk mendorong margin tetap stabil, kami fokus meningkatkan value produk. Kami juga melakukan efisiensi produksi dan pengembangan produk bernilai tambah," tambah Welly.
SRIL mendongkrak segmen bisnis finishing dan garmen karena memiliki margin lebih tinggi dibanding bisnis spinning dan weaving. Saat ini, segmen finishing mempunyai gross margin 25% dan segmen garmen 32%. Gross margin segmen spinning hanya 13% dan bisnis weaving 18%.
Menurut Welly, SRIL belum akan menjajaki pasar baru. Mereka tetap menggenjot pasar yang sudah ada, seperti kawasan Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika. Saat ini, komposisi penjualan domestik dan ekspor SRIL seimbang.
Tahun ini, SRIL menyiapkan belanja modal US$ 15 juta untuk perawatan peralatan. Angka ini jauh lebih rendah ketimbang tahun lalu US$ 60 juta. "Kami ingin meningkatkan likuiditas," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News