Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) berencana merilis surat utang baru dalam denominasi dollar Amerika Serikat (AS). Global bond tersebut senilai US$ 150 juta dan akan diterbitkan oleh anak usaha perseroan, Golden Legacy Pte. Ltd di Singapura.
Obligasi itu akan dijamin oleh perseroan dan PT Sinar Pantja Djaja, serta akan diperdagangkan dan dicatatkan di Bursa Efek Singapura (SGX-ST).
Sekretaris Perusahaan SRIL, Welly Salam mengatakan dana dari penerbitan obligasi ini bakal digunakan untuk melunasi surat utang senior dengan bunga sebesar 9% yang jatuh tempo pada tahun 2019 mendatang.
"Pembayaran pokok atas pinjaman itu akan membuat likuditas perseroan lebih fleksibel," kata dia di Jakarta, Senin (20/3).
Setelah pelunasan itu, Golden Legacy akan menyalurkan sisa dana bersih ke Golden Mountain Textile and Trading Pte, Ltd yang juga masih terafiliasi, melalui pemesanan saham tambahan. Barulah nantinya Golden Mountain akan meminjamkan dana itu ke SRIL.
Moody's Investor Service memberikan peringkat B1 untuk obligasi baru yang akan jatuh tempo pada tahun 2024 itu. Moody's menyebut, selain digunakan untuk membayar unsecured notes tahun 2019 sebesar US$ 89,3 juta, SRIL juga akan membayar kembali medium term notes sebesar US$ 30 juta yang jatuh tempo pada Oktober 2017 mendatang.
Brian Grieser, Wakil Presiden dan Analis Senior Moody's mengatakan, rating B1 merefleksikan EBITDA margin yang solid, mencapai 20% dan pertumbuhan pendapatan serta laba bersih yang masih konsisten.
"Selain itu, pelanggan SRIL yang kuat dan diversifikasi penjualan yang luas juga menjadi pertimbangan rating tersebut," ujarnya. SRIL memiliki debt to EBITDA 4,3 kali di akhir Desember 2016 dan dianggap punya profil likuiditas yang baik.
Outlook positif yang diberikan Moody's juga mencerminkan laba bersih emiten yang kerap disebut Sritex ini masih akan tumbuh, didorong dari permintaan produk garmen dan tekstil di tahun 2017.
Narita Indrastiti
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News