Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) akan mengubah metode pelaporan kinerja keuangan dari mata uang rupiah menjadi dollar AS. Hal ini dilakukan untuk mengurangi rugi kurs akibat dari gejolak nilai tukar. Dengan demikian, dari segi laba ada perbaikan karena rugi akibat kurs bisa terkikis.
Allan Moran Severino, Direktur Keuangan SRIL mengatakan, perubahan ini dilakukan lantaran eksposur perseroan terhadap mata uang negeri Paman Sam itu cukup besar.
"Sekitar 70% penjualan kami itu dalam dollar AS," ujarnya, Selasa (2/11).
Kendati porsi penjualan ekspor dan lokal saat ini sama rata, namun, beberapa penjualan produk di dalam negeri menggunakan mata uang dollar AS. Sehingga, jika dilihat dari perbandingan komposisi pendapatan rupiah dan dollar AS perseroan masing-masing 30% dan 70%.
Dengan adanya perubahan mata uang dalam laporan keuangan ini, dampak gejolak nilai tukar yang menyebabkan rugi akibat kurs belum terealisasi (unrealized foreign exchange lost) bisa diminimalisir. Mengutip laporanĀ keuangan perseroan di kuartal III-2014, rugi akibat selisih kurs SRIL tercatat seebsar Rp 98 miliar.
Angka ini meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu senilai Rp 19 miliar. Namun, Allan mengaku belum bisa memperkirakan seberapa besar dampak akibat berubahnya penyajian laporan keuangan ini terhadap laba bersih perseroan.
Pasalnya, laporan keuangan perseroan diaudit terlebih dahulu. Hanya saja untuk tahun ini, manajemen Sri Rejeki Isman memperkirakan, laba bersih tahun ini ada di kisaran Rp 385 miliar. Per September 2014, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 264,81 miliar.
Penyajian laporan keuangan dengan mata uang dollar AS ini akan mulai dilakukan mulai kuartal I-2015 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News