kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Rejeki Isman (SRIL) akan fokus pada peningkatan penjualan ekspor


Sabtu, 29 Mei 2021 / 16:35 WIB
Sri Rejeki Isman (SRIL) akan fokus pada peningkatan penjualan ekspor
ILUSTRASI. PT Sri Rejeki Isman Tbk. KONTAN/Muradi/2017/05/18


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) alias Sritex memutuskan untuk tidak membagi dividen dari laba bersih tahun buku 2020 yang sebesar US$ 85,33 juta. Pasalnya, SRIL sedang dalam kondisi restrukturisasi sehingga sangat penting untuk menjaga kas perusahaan demi mendukung kegiatan bisnis dan operasional.

Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan, Jumat (28/5). "Kami berharap para pemegang saham untuk tetap mendukung perusahaan yang memprioritaskan kelancaran operasional meski dalam status Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Sementara (PKPU-S)," jelas manajemen SRIL dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (28/5).

Lebih lanjut, pada tahun 2021 ini, manajemen Sritex melihat prospek cerah berupa perbaikan permintaan di seluruh lini bisnis perusahaan, baik itu spinning, weaving, finishing, dan garment. Peningkatan permintaan tersebut terjadi seiring membaiknya keadaan ekonomi dunia dan mulai bangkitnya geliat ekonomi dalam negeri.

Demi memanfaatkan pemulihan ekonomi ini, SRIL akan berfokus pada peningkatan penjualan ekspornya. “Ekspor perusahaan tetap akan menjadi prioritas sehingga kami menargetkan tahun ini ekspor dapat kembali di atas 60%,” jelas Direktur Keuangan SRIL Allan Moran Severino.

Sebagai gambaran, sepanjang tahun 2020, penjualan ekspor SRIL sebesar US$ 762,37 juta atau meningkat US$ 57,1 juta dibandingkan tahun 2019. Jumlah ini setara 59% dibanding total pendapatan SRIL di tahun 2020 yang mencapai US$ 1,28 miliar.

Baca Juga: Sri Rejeki Isman (SRIL) akan fokus garap pasar ekspor tahun ini

 

Meskipun melihat prospek cerah, manajemen SRIL menyadari, masih ada beberapa tantangan yang membayangi industri tekstil secara luas sehingga tetap patut untuk dicermati bersama. Mulai dari tingginya harga bahan baku, kendala logistik secara global, serta ketatnya pendanaan dan likuiditas perbankan.

Sebagaimana diketahui, SRIL tengah kesulitan untuk memperoleh pendanaan eksternal karena adanya sentimen negatif terhadap industri tekstil yang dipicu oleh perusahaan tekstil besar lainnya di Indonesia. Sampai dengan SRIL digugat PKPU pada tanggal 19 April 2021, fasilitas perbankan yang telah dibekukan, dihentikan, atau dikurangi sudah mencapai sekitar US$ 300 juta.

Oleh karena itu, SRIL berupaya untuk dapat tetap mempertahankan operasional menggunakan kas perusahaan, termasuk dana capex tahun 2021 yang dianggarkan sebesar US$ 40 juta-US$ 50 juta. Dana tersebut sebagian besar akan digunakan untuk pemeliharaan mesin-mesin produksi sehingga efisiensi produksi dan kualitas produk dapat tetap terjaga dengan baik.

Saat ini, Sritex bersama dengan financial advisor dan legal advisor masih dalam proses untuk mengajukan proposal skema restrukturisasi kepada pihak kreditur. Proposalnya diharapkan dapat diajukan ke kreditur paling lambat pada minggu kedua bulan Agustus 2021.

Bersamaan dengan itu, Sritex mengajukan moratorium anak perusahaan perusahaan yakni Golden Legacy Pte Ltd dan Golden Mountain Textile and Trading Pte Ltd yang berada di Singapura untuk menghindari adanya intervensi saat proses restrukturisasi. Pada tanggal 24 Mei 2021, Pengadilan Singapura menyetujui moratorium selama tiga bulan ke depan.

Selanjutnya: Berstatus PKPU sementara, Sritex (SRIL) tunda pembayaran MTN US$ 25 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×