Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rampung menerbitkan sukuk ritel seri SR013, pemerintah Indonesia segera menerbitkan surat utang ritel bersifat tradable lain. Ini adalah penerbitan surat utang ritel kelima pemerintah pada tahun ini.
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengonfirmasi seri surat utang ritel berikutnya adalah Obligasi Ritel seri ORI018. “Menurut observasi kami, saat ini preferensi masyarakat lebih tinggi terhadap instrumen investasi yang aman, menguntungkan, dan mudah diperjualbelikan. Untuk itu, DJPPR Kemenkeu akan menawarkan ORI018 mulai tanggal 1 hingga 21 Oktober 2020,” ujar Deni kepada Kontan.co.id, Senin (28/9).
Sebelumnya pemerintah menerbitkan SBR009, SR012, ORI017, dan terakhir SR013. Dari keempat surat ritel tersebut, pemerintah mengantongi dana dari masyarakat sebesar Rp 58,39 triliun. Penjualan SR013 pun menjadi surat utang ritel dengan penjualan tertinggi setelah membukukan Rp 25,67 triliun.
Deni mengatakan ORI018 akan menjadi Ini akan menjadi SBN retail tradable terakhir untuk tahun ini. Setelah ORI018, rencananya pemerintah akan menerbitkan ST007.
Baca Juga: Penjualan SR013 di Maybank berhasil tembus Rp 1 triliun
Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf menilai prospek ORI018 masih akan menarik. Walaupun SR013 baru saja memecahkan rekor, Dimas melihat saat ini di pasar masih ada ruang akan permintaan surat utang yang tradable.
Bahkan Dimas menyebut, ORI018 punya peluang untuk memecahkan rekor penjualan SR013. Namun, dengan syarat imbal hasil yang ditawarkan harus menarik bagi para investor. Dimas sendiri memperkirakan imbal hasil ORI018 berpeluang lebih kecil ketimbang imbal hasil SR013.
“Peluang kupon ORI018 turun cukup terbuka karena ada kecenderungan pemerintah merasa tingginya permintaan terhadap SR013 mengindikasikan mereka bisa menurunkan sedikit imbal hasil. Jadi tergantung pemerintah sebenarnya, mau mengutamakan cost yang lebih murah atau mau bisa melakukan penarikan dana dari masyarakat lebih besar,” kata Dimas.
Baca Juga: Iklim investasi membaik, peminat SR013 membeludak
Dimas menilai, selama pemerintah menurunkan imbal hasil untuk ORI018 sekitar 10-15 bps dari kupon SR013, kupon tersebut dirasa masih akan menarik. Asal tahu saja, SR013 sendiri menawarkan kupon 6,05%.
“Kalau dilihat di pasar, imbal hasil reksadana pasar uang dan deposito secara umum ada penurunan sedikit. Jadi wajar saja jika pemerintah memutuskan untuk menurunkan imbal hasilnya. Walau turun 10-15 bps, (kupon ORI018) tetap menarik sebagai pilihan diversifikasi investasi,” pungkas Dimas.
Baca Juga: Capai Rp 25,67 triliun, SR013 pecahkan rekor penjualan surat utang ritel online
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News