kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.324   50,00   0,31%
  • IDX 7.906   -21,15   -0,27%
  • KOMPAS100 1.110   -3,68   -0,33%
  • LQ45 818   -11,31   -1,36%
  • ISSI 266   0,54   0,20%
  • IDX30 424   -4,89   -1,14%
  • IDXHIDIV20 492   -5,66   -1,14%
  • IDX80 123   -1,56   -1,25%
  • IDXV30 132   -0,72   -0,54%
  • IDXQ30 137   -1,77   -1,27%

Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Angkat Rupiah


Selasa, 26 Agustus 2025 / 19:46 WIB
Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Angkat Rupiah
ILUSTRASI. Petugas gerai penukaran valas menunjukkan uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Jakarta (28/7/2025). Nilai tukar rupiah menguat tipis ke level Rp16.250 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (26/8/2025).


Reporter: Adzira Febriyanti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat tipis ke level Rp16.250 per dolar AS pada perdagangan Selasa (26/8/2025). Pergerakan rupiah ini ditopang oleh pelemahan dolar AS yang dipicu isu independensi The Federal Reserve (The Fed).

Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo, menjelaskan tren pelemahan dolar AS memberikan ruang bagi rupiah untuk menguat.

Menurutnya, spekulasi pasar terkait pemangkasan suku bunga lebih awal oleh The Fed membuat dolar AS kurang menarik, sehingga investor mulai beralih ke aset di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Melemah 1,13% Sepekan ke Rp 16.351 Per Dolar Hingga Jumat (22/8)

“Penurunan indeks dolar di bawah 98,3 mencerminkan perpindahan modal dari aset dolar AS ke mata uang lain, termasuk rupiah. Jika The Fed benar-benar memangkas suku bunga, perbedaan yield antara AS dan Indonesia akan menyempit, sehingga meningkatkan daya tarik aset berbasis rupiah,” ujar Sutopo kepada KONTAN, Selasa (26/8/2025).

Lebih lanjut, Sutopo menegaskan pergerakan rupiah tidak hanya ditentukan faktor global, tetapi juga dipengaruhi kondisi domestik. Dari sisi eksternal, data ekonomi AS seperti indeks harga PCE akan menjadi penentu utama.

Jika inflasi AS menurun, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed akan semakin kuat dan menekan dolar.

Sementara dari domestik, stabilitas politik, kinerja ekspor-impor, neraca perdagangan, hingga kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) menjadi faktor penting dalam menentukan arah rupiah.

Baca Juga: BI Pangkas Suku Bunga, Rupiah Melemah ke Rp 16.272 per Dolar AS

Meski peluang penguatan terbuka, Sutopo menilai rupiah tetap memiliki batas dalam menguat.

“Penguatan terlalu cepat justru bisa merugikan eksportir, karena produk mereka jadi lebih mahal di pasar internasional. Karena itu, BI kemungkinan akan tetap melakukan intervensi menjaga stabilitas,” jelasnya.

Mengenai proyeksi hingga akhir tahun, Sutopo memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.800–Rp16.200 per dolar AS.

“Level di bawah Rp16.000 mungkin sulit tercapai, mengingat BI cenderung menjaga daya saing ekspor dan stabilitas kurs,” pungkasnya.

Selanjutnya: Kinerja SMGR Lesu di Semester I-2025, Cermati Rekomendasi Analis

Menarik Dibaca: Penting Diketahui! Inilah Gejala Gagal Ginjal dan Penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×