Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rupiah kembali menguat. Pada transaksi hari ini, posisi rupiah kian mendekati level tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Salah satu penyebab utamanya, saat ini beredar spekulasi di pasar bahwa bank sentral kemungkinan akan memberikan toleransi bagi rupiah untuk menguat. Ini sesuai dengan kesepakatan pemimpin negara-negara G20 akhir pekan lalu (23/10). Dalam pertemuan akhir pekan lalu, pemimpin negara-negara G20 sepakat untuk tidak menggembosi mata uang mereka masing-masing sekedar untuk menjaga ekspor.
Asal tahu saja, sepanjang tahun ini, rupiah sudah menguat 5,2% terhadap dollar AS. Kendati begitu, penguatan rupiah masih di bawah penguatan baht Thailand dan ringgit Malaysia yang masing-masing mencapai 11,5% dan 10,5%.
Namun, sebagian analis yang memiliki pendapat berbeda. Mereka menilai, sejatinya, kesepakatan G20 itu tidak akan meredam perang mata uang yang saat ini tengah terjadi. Apalagi, keputusan konkret soal hal itu baru akan dibicarakan dalam pertemuan puncak pemimpin G20 bulan depan.
Dengan skenario seperti ini, artinya tren pelemahan dollar yang terjadi selama ini masih akan berlanjut. "Kecemasan akan perang mata uang belum segera berakhir," jelas Enrico Tanuwidjaja, ekonom OSK DMG Group di Singapura kepada Bloomberg. Dus, rupiah akan kembali melanjutkan tren penguatannya yang telah terjadi sejak awal 2010.
Pada pukul 10.13, rupiah menguat 0,1% dan berada di posisi Rp 8.928 per dollar AS. pada 30 September lalu, rupiah sempat mencapai posisi Rp 8.900. Ini merupakan level paling perkasa sejak Juni 2007.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News