Reporter: Dyah Megasari, Bloomberg |
JAKARTA. Standard dan Poor (S&P) berjanji akan meng-upgrade peringkat kredit Indonesia. Asalkan, pemerintah bisa mempertahankan reformasi fiskal, administratif dan struktural.
"Pandangan positif kami mencerminkan kemungkinan upgrade jika tiga faktor tersebut diterapkan secara berlanjut," terang Agost Benard, associate director S&P di Singapura, kemarin (20/12).
Indonesia, yang dianggap sebagai perekonomian terbesar di Asia Tenggara berhasil bertahan dari gempuran krisis global dan mencatat pertumbuhan ekonomi 6,5%. Sebelumnya, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono memperkirakan produk domestik bruto (PDB) tahun depan turun ke 24% dari target tahun ini yaitu 25%.
"Nilai bisa diumumkan jika Indonesia berhasil menahan laju inflasi, mengurangi beban utang eksternal, neraca keuangan yang baik atau reformasi seperti rasionalisasi subsidi yang mampu menunjukkan kerentanan fiskal pemerintah dan ketergantungan eksternal berkurang," tulis Benard.
Sebaliknya, jika Indonesia mengulur reformasi dan tak merespon kebijakan fiskal secara tepat waktu akan membuat prospek utang hanya bertahan di level stabil.
15 Desember, Fitch Ratings menaikkan utang jangka panjang dalam nominal lokal maupun rupiah dari BB+ menjadi BBB- yang merupakan level terendah investment grade. Historical rating Indonesia klik investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News