Reporter: Aris Nurjani | Editor: Yudho Winarto
Dimas mengatakan target yield spread Indonesia dan US tenor 10 tahun masih akan berada di kisaran 400 bps, level ini sudah jauh lebih baik dari sebelumnya yang berada di atas kisaran 500 bps.
Bahkan ada kemungkinan setelah pertemuan FOMC bulan Mei market justru akan melakukan buy on news oleh market ketika The Fed telah menyampaikan poin-poin yang dapat dianggap inflasi sudah berada di level tertinggi.
Dimas menyampaikan perbaikan fundamental Indonesia baik dari sisi moneter maupun fiskal diyakini dapat terus membuat pasar obligasi Indonesia cenderung outperform dibandingkan yang lainnya.
Di mana tekanan inflasi global dan alur normalisasi rate kemungkinan akan terus menambah tekanan jual.
Baca Juga: S&P Naikkan Outlook Indonesia Jadi Stabil, Kepercayaan Investor Akan Meningkat
Wawan mengatakan di tahun ini asing melepas dan berubah ke saham, karena tekanan kenaikan suku bunga, dan recovery ekonomi dirasa lebih menguntungkan berada di saham ketimbang obligasi.
"Bila suku bunga sudah stabil, atau yield obligasi sun diatas 5% baru kemungkinan menarik," ujar Wawan.
Sementara menurut Dimas Yield Indonesia di level sekarang sebenarnya sangat menarik, namun memang kecenderungan pasar obligasi global masih bearish.
Adapun setelah market yakin bahwa inflasi sudah berada di level puncak, serta besaran dan seberapa cepat normalisasi rate akan dilakukan otoritas-otoritas moneter Domestik dan Global, pasar obligasi Indonesia masih memiliki prospek yang sangat positif dengan tingginya real yield dibandingkan banyak Negara lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News