kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.589.000   13.000   0,50%
  • USD/IDR 16.770   -8,00   -0,05%
  • IDX 8.538   -46,87   -0,55%
  • KOMPAS100 1.181   -4,39   -0,37%
  • LQ45 845   -3,52   -0,41%
  • ISSI 305   -2,17   -0,71%
  • IDX30 436   -0,64   -0,15%
  • IDXHIDIV20 511   0,73   0,14%
  • IDX80 132   -0,80   -0,61%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 140   0,34   0,25%

S&P 500 melemah karena kinerja tak sesuai harapan


Sabtu, 27 Oktober 2012 / 00:05 WIB
S&P 500 melemah karena kinerja tak sesuai harapan
ILUSTRASI. Pengunjung memindai kode QR melalui aplikasi PeduliLindungi sebelum memasuki Mall Kuningan City di Jakarta. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Sumber: Bloomberg | Editor: Djumyati P.

NEW YORK.  Indeks future saham Amerika terus melorot, bisa dilihat dari indeks S&P 500 terus turun dalam seminggu ini. Beberapa perusahaan besar yang masuk dalam S&P 500 memang melaporkan kinerja yang mengecewakan.

Misalnya saham Amazon.com Inc yang menjadi perusahaan ritel online terbesar itu harus turun 1,5% setelah laporan keuangannya keluar dan ternyata pendapatannya di bawah estimasi para analis. Demikian juga saham Apple Inc. , perusahaan dengan market value terbesar di dunia ini ikut terseret turun setelah proyeksi pendapatan dan labanya di bawah prediksi analis.

Akibatnya kontrak future untuk indeks S&P 500 yang jatuh tempo pada Desember turun 0,7% untuk menjadi 1.397,8 pada pukul 10.52 waktu London. Padahal benchmark pasar saham Amerika tidak pernah jatuh di bawah 1.400 sejak Agustus.

“Kami mendapatkan banyak peringatan dari pendapatan di banyak sektor industri dan pendapatan mereka tidak sebaik yang kita harapkan,” tutur Clemence Bounaix yang mengelola dana US$ 2 miliar untuk KBL Richelieu Gestion di Paris. “Ini tidak sesuai dengan harapan, jadi itulah sebabnya harga saham-saham berjatuhan,” tambahnya.

S&P 500 sendiri turun 1,4% minggu ini, sesuai dengan gambaran kekhawatiran pasar untuk pendapatan perusahaan yang memburuk. Tapi indeks S&P masih lebih tinggi 12% kalau dibandingkan dengan akhir tahun lalu. Hal ini semata karena spekulasi adanya tindakan dari bank sentral Amerika untuk membuat perekonomian bisa pulih dan kembali berkembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×