Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah dikabarkan bakal mengusulkan pembatasan pembangunan smelter nikel baru kelas dua, yakni untuk feronikel (FeNi) dan Nickel Pig Iron (NPI). Pembatasan pembangunan smelter nikel untuk FeNi dan NPI akan dilakukan setelah 30 smelter, yang sudah masuk dalam hitungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), terbangun.
Wacana pembatasan smelter ini ditujukan karena beberapa alasan, antara lain nilai tambah, mengamankan bahan baku untuk pabrik sel baterai, dan menjaga ketahanan cadangan bijih nikel.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), sebagai salah satu produsen feronikel angkat bicara terkait wacana ini. Senior Vice President Corporate Secretary Aneka Tambang, Yulan Kustiyan, menyebut, pada prinsipnya ANTM akan mengikuti sesuai dengan ketentuan yang akan berlaku. Emiten pelat merah ini akan senantiasa memaksimalkan kegiatan operasional dan berupaya memberikan kontribusi secara positif bagi negara.
Baca Juga: Kasus Covid-19 naik, Kalbe Farma (KLBF) tingkatkan layanan pemeriksaan
Yulan menyebut, ANTM senantiasa memperkuat portofolio bisnis melalui pengoptimalan potensi dan sumber daya yang dimiliki. Saat ini, ANTM sedang menjajaki beberapa peluang bisnis dari hulu ke hilir di komoditas nikel, emas, dan bauksit.
Di hulu, saat ini ANTM aktif melakukan kegiatan eksplorasi di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) serta tinjauan di beberapa daerah prospek. Dia melanjutkan, dengan komposisi anggota MIND ID saat ini juga membuka kesempatan bagi ANTM untuk bersinergi dalam pengelolaan aset pertambangan nasional untuk mendukung pengembangan hilirisasi bisnis mineral yang terintegrasi.
Untuk diketahui, ANTM saat ini tengah melakukan konstruksi pabrik feronikel di Halmahera Timur (Haltim) line-1 yang memiliki kapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi). Yulan menyebut, smelter ini telah mencapai progres sebesar 98,18% hingga Mei 2021.
Nantinya, jika pembangunan telah selesai, pabrik FeNi Haltim akan menambah portfolio kapasitas produksi total tahunan ANTM menjadi 40.500 TNi. “Sampai dengan saat ini, dengan ketersediaan listrik yang ada, Perusahaan telah menyelesaikan uji coba tanpa beban (no load test),” terang Yulan kepada Kontan.co.id, Minggu (27/6).
Sebagai gambaran, ANTM mencatatkan produksi feronikel sebesar 6.300 ton nikel dalam feronikel (TNi), relatif sama dengan produksi kuartal I-2020 yakni 6.315 TNi. Tingkat penjualan feronikel ANTM sebesar 5.264 TNi, menurun 17,4% dari penjualan di periode yang sama tahun sebelumnya (6.379 TNi).
Baca Juga: Industri nikel masih penuh sentimen, simak rekomendasi sahamnya
Konstituen Indeks Kompas100 ini masih memasang mode optimistis terhadap komoditas nikel. Sebab, nikel menjadi salah satu mineral strategis saat ini. Dengan didukung aplikasinya yang semakin beragam digunakan di dunia industri, nikel tidak lagi sebatas pada material paduan baja tahan karat. Nikel saat ini berkembang dalam aplikasi yang lebih luas lagi sebagai material paduan baterai listrik.
Tingkat permintaan nikel dan pergerakan harga komoditas turut mengikuti tren kebutuhan industri secara global.“Kami optimis, kinerja komoditas nikel Perusashaan di tahun ini akan tetap optimal,” tutup dia.
Selanjutnya: Muncul wacana pembatasan smelter, bagaimana dampaknya terhadap emiten nikel?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News