Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
Aktivitas pabrik menurun pada bulan Agustus 2019 ketika Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor dari China, dan China melakukan pembalasan.
Penelitian The Fed yang diterbitkan awal pekan ini memperkirakan bahwa ketidakpastian perdagangan dapat mencukur sekitar US$ 200 miliar dari produk domestik bruto (PDB) AS pada awal 2020, karena perusahaan menunda investasi.
Ada beberapa tanda ketidakpastian ekonomi tersebut diterjemahkan menjadi kehilangan pekerjaan. Pertumbuhan pekerjaan AS melambat lebih dari yang diharapkan pada Agustus 2019. Tetapi kenaikan upah yang kuat dan rebound dalam jam kerja menunjukkan ketahanan ekonomi.
Baca Juga: Ramalan BNP Paribas: The Fed pangkas suku bunga 4 kali lagi, emas tembus US$ 1.600
Powell, yang berbicara beberapa jam setelah laporan pekerjaan AS dirilis, berharap AS dan ekonomi dunia akan terus tumbuh moderat dan akan menghindari resesi.
Tetapi ada juga tanda-tanda yang meresahkan di pasar keuangan, terutama inversi kurva imbal hasil US Treasury, yang secara historis menunjukkan resesi 18 bulan hingga dua tahun ke depan.
Suku The Fed yang sekarang di level 2% hingga 2,25%, melebihi imbal hasil pada hampir semua US Treasury.
Trump yang terus menyerukan agar The Fed menurunkan suku bunga pada Jumat (6/8), mengatakan para pembuat kebijakan The Fed salah menaikkan suku bunga di tahun lalu.
Baca Juga: Benarkah resesi AS akan segera terjadi? Penasihat ekonomi Trump mulai cemas
Powell sendiri membantah keputusan soal bunga karena mempertimbangkan pemilihan presiden tahun 2020 mendatang.
"Faktor-faktor politik sama sekali tidak memainkan peran dalam proses kami, dan rekan-rekan saya. Sya tidak akan menolerir upaya apa pun untuk memasukkan politik dalam pengambilan keputusan atau diskusi kami. Kami akan bertindak sebagaimana mestinya untuk mempertahankan ekspansi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News