Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) tengah getol mengembangkan bisnis. Namun sebagai sumber pendanaan ekspansinya, SMGR pun rajin menambah utang. Meski begitu, SMGR berusaha menjaga rasio utang terhadap EBITDA atau debt to EBITDA ratio di bawah 1,5x.
"Kita jaga di bawah itu. Kalau sekarang baru 0,4x sampai 0,5x," sebut Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan SMGR, kepada KONTAN, Kamis (9/10).
Pada semester pertama 2014, SMGR mencatat pinjaman jangka pendek senilai Rp 554,99 miliar.
Pinjaman tersebut diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) senilai Rp 40 miliar, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Rp 590 juta, PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BNII) Rp 98,29 miliar, dan PT Bank Pundi Tbk (BEKS) Rp 10 miliar. Selain itu, SMGR juga mencatat pinjaman dalam Dong Vietnam sebesar Rp 393,91 miliar.
Kemudian, SMGR pun memiliki utang bank jangka panjang sebesar Rp 2,73 triliun. Ini berasal dari Bank for Investment and Development of Vietnam sebesar Rp 360,15 miliar, Vietnam Development Bank Rp 87,7 miliar, serta PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) Rp 14,9 miliar.
SMGR juga meraih pinjaman sindikasi sebesar Rp 2,46 triliun. Lalu, SMGR punya pinjaman Rp 17,96 miliar dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan Rp 11,19 miliar dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News