Reporter: Kenia Intan | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Rabu dan Kamis, 22-23 Juni 2022. Penentuan tingkat suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang saat ini berada di level 3,5% menjadi salah satu agenda yang akan dibahas dalam pertemuan itu.
Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana memperkirakan, BI masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level saat ini.
Menurutnya, BI belum memiliki urgensi untuk menaikkan suku bunga karena inflasi masih terkendali. Di samping itu, BI masih memiliki alat lain, misalnya meningkatkan Giro Wajib Minimum (GMW) bank, apabila ingin mengurangi kredit yang terlanjur tersalur.
Perkiraan langkah yang akan diambil BI itu selaras dengan ekspektasi pelaku pasar yang cenderung berharap suku bunga acuan dipertahankan. Harapan itu didasari oleh kondisi pertumbuhan ekonomi yang membutuhkan pendanaan saat ini.
Jika suku bunga acuan dinaikkan, maka akan menghambat penyaluran kredit yang mulai meningkat, yang merupakan salah satu indikator berjalannya aktivitas bisnis.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Bergerak Terbatas pada Selasa (21/6), Saham-saham Ini Bisa Dilirik
"Dari data makro ekonomi, seperti cadangan devisa, neraca perdagangan dan juga likuiditas perbankan, saya melihat BI masih dapat mempertahankannya," jelas Wawan kepada Kontan.co.id, Senin (20/6).
Akan tetapi, tantangan yang membayangi adalah, nilai tukar rupiah yang terus melemah sehingga BI juga berpeluang meningkatkan paling tidak 25 basis poin (bps).
Apabila suku bunga acuan masih berada di level 3,5% sesuai dengan harapan pelaku pasar, hal tersebut bisa menjadi sentimen positif bagi mayoritas saham di bursa. Sebab, cost of fund dalam bisnis emiten-emiten tetap stabil. Pergerakan IHSG pun diperkirakan bisa di kisaran 6.900 hingga 7.100.
Akan tetapi, jika suku bunga acuan naik atau tidak sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar, ini dapat menjadi sentimen negatif. Pergerakan IHSG bisa menembus level support-nya saat ini yang berada di 6.800, menuju 6.500 hingga 6.600.
Baca Juga: Kondisi Makroekonomi Indonesia yang Solid Bisa Menopang Kinerja Pasar Saham
Asal tahu saja, walau kenaikan suku bunga acuan tidak terjadi dalam rapat pekan ini, Wawan memperkirakan keputusan itu tetap akan diambil sebelum tahun 2022 berakhir. Mengingat, inflasi yang meningkat.
Sekadar informasi, hingga penutupan perdagangan hari ini (20/6), IHSG ditutup menguat 0,57% ke level 6.976,377. Dilihat sejak awal tahun, IHSG masih naik 6%. Adapun dalam sepekan terakhir, IHSG turun 0,27%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News