kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sinyal Penundaan Lima BUMN Melalui IPO Semakin Terang


Jumat, 12 September 2008 / 20:47 WIB
Sinyal Penundaan Lima BUMN Melalui IPO Semakin Terang


Reporter: Andri Indradie,Yura Syahrul | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sinyal penundaan divestasi lima Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui pola penawaran umum saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) pada tahun ini semakin terang. Pemicunya adalah kondisi bursa saham yang semakin memburuk. Alhasil, Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil menunda penunjukan penjamin pelaksana emisi atau underwriter untuk membantu hajatan IPO tersebut.

"Semuanya (IPO) sangat tergantung kepada kondisi pasar," katanya di Jakarta, hari ini. Dia akan memanggil semua calon penjamin emisi terpilih untuk membahas kemungkinan penundaan pelaksanaan IPO lima BUMN sampai kondisi bursa saham kembali pulih. Sofyan menilai, penunjukan underwriter tidak mendesak dilakukan saat kondisi bursa saham seperti ini. "Saya belum mengangkatnya sekarang meski tender (penjamin emisi) sudah dilakukan," imbuhnya.

Seperti diketahui, lima BUMN yang masuk daftar IPO tahun ini adalah PT Krakatau Steel, PT Bank Tabungan Negara (BTN), PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, PTPN IV, dan PTPN VII. Pekan lalu, semua perusahaan pelat merah itu telah merampungkan proses seleksi penjamin emisi IPO. Krakatau menyodorkan Danareksa Sekuritas dan Konsorsium Bahana Securities dengan Mandiri Sekuritas ke Menteri BUMN. Tiga perusahaan sekuritas pelat merah tersebut juga mendominasi calon underwriter IPO tiga PTPN dan BTN. Selanjutnya, mereka menanti keputusan final dari Menteri BUMN.

Namun, menurut Sofyan, IPO tersebut tidak akan dilaksanakan selama kondisi bursa saham masih memburuk. Pasalnya, memburuknya bursa saham lebih disebabkan pengaruh dari luar negeri. "Jadi kami tidak bisa melakukan apa pun," imbuhnya. Khusus mengenai IPO Krakatau, juga terhadang lantaran harga baja di pasar internasional sedang melorot.

Sofyan juga mempersoalkan lambatnya izin IPO yang diberikan oleh DPR. Seandainya restu dari parlemen itu diperoleh pada Juli lalu, lanjut dia, tentu IPO bisa berjalan sebelum bursa saham memburuk seperti saat ini. Kondisi bursa dan keuangan global sangat tidak pasti," imbuhnya.

Meski begitu, dia tetap berharap bisa memperoleh persetujuan IPO dari DPR pada tahun ini. "Kami tetap usahakan izinnya sekarang," ujar dia. Pertimbangannya adalah, anggota DPR akan disibukkan oleh persiapan Pemilihan Umum (Pemilu) sepanjang tahun depan. Selain itu, kalau izin dari DPR sudah diperoleh dan kondisi pasar pulih maka IPO BUMN bisa langsung digelar.

Sementara itu, khusus mengenai IPO BTN, Sofyan bilang ada kemungkinan ditinjau kembali. Dia juga membuka kemungkinan akuisisi bank tersebut oleh bank lainnya. "Kalau BTN IPO sekarang ini malah lebih parah lagi," tukas dia. Namun, dia belum mau menjelaskan skenario akuisisi BTN tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×