Reporter: Namira Daufina | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Setelah sempat terkoreksi kemarin, harga minyak dunia kembali menembus level US$ 51 per barel. Laporan data stok minyak AS yang menyusut mampu mendukung harga minyak WTI.
Mengutip Bloomberg, Rabu (7/12) pukul 17.27 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Januari 2017 di New York Mercantile Exchange naik 0,29% dibanding hari sebelumnya ke level US$ 51,07 per barel.
American Petroleum Institute (API) melaporkan, stok minyak nasional di Paman Sam per pekan lalu turun 2,2 juta barel dibanding pekan sebelumnya. Bloomberg survey pun memperkirakan, Energy Information Administration (EIA) akan merilis penurunan stok minyak sebesar 1,5 juta barel pada Rabu malam.
Sokongan terhadap minyak juga bersumber dari Sekjen OPEC, Mohammad Barkindo yang mengatakan sudah mengundang 14 negara produsen untuk rapat pada Sabtu (10/12) mendatang. Rapat itu guna membahas mengenai pemangkasan produksi.
Hanya saja, analis menilai, saat ini pasar sangat berhati-hati. “Sinyal bullish belum cukup kuat karena pelaku pasar akan mengamati produksi AS dan sebesar apa genjotan kenaikan produksi yang akan dilakukannya,” kata Seth Kleinman, Head of Energy Strategy Citigroup Inc seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (7/12).
Dengan rencana pemangkasan produksi minyak OPEC, produsen minyak di AS memandang sebagai peluang untuk meningkatkan pangsa pasar. EIA menaikkan proyeksi produksi minyak AS pada 2017 menjadi 8,78 juta barel, dari sebelumnya 8,73 juta barel.
Bayang pelemahan juga masih datang dari stok di pelabuhan pengiriman minyak terbesar AS, Cushing Oklahoma yang menunjukkkan kenaikan sebesar 4 juta barel per pekan lalu. Nigeria juga berencana mengerek kembali produksinya setelah perbaikan pipa pengeboran di Forcados selesai diperbaiki pasca serangan yang terjadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News