kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Strategi Panca Budi Idaman (PBID) untuk Kerek Penjualan Double Digit di 2022


Sabtu, 26 Maret 2022 / 08:54 WIB
Simak Strategi Panca Budi Idaman (PBID) untuk Kerek Penjualan Double Digit di 2022
ILUSTRASI. Produk PT Panca Budi Idaman Tbk


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Panca Budi Idaman Tbk ingin melanjutkan pertumbuhan kinerja. Tahun ini, emiten berkode saham PBID tersebut membidik kenaikan penjualan 10%-15% dibanding tahun 2021 lalu.

“Pertumbuhan akan lanjut di 2022, karena kami ada ekspansi (pasar) di Jatim (Jawa Timur) dan Indonesia Timur,” ujar Direktur PBID Lukman Hakim kepada Kontan.co.id (25/3).

PBID merupakan produsen barang plastik kemasan yang terintegrasi dengan kegiatan distribusi dan perdagangan. Kapasitas produksi PBID berjumlah sekitar 138.000 ton per tahun. Sebagian besar penjualan PBID menyasar pelanggan di segmen pasar tradisional.

Tahun lalu, PBID mencatatkan pertumbuhan kinerja, baik pada sisi top line maupun bottom line. Berdasarkan laporan keuangan tahunan perusahaan, penjualan bersih PBID naik 14,75% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 3,87 triliun di tahun 2020 menjadi Rp 4,44 triliun di tahun 2021.

Baca Juga: Panca Budi (PBID) Mencuil Peluang dari Bisnis Makananan

Dari hasil penjualan itu, PBID mengantongi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 410,24 miliar di tahun 2021. Raihan laba tersebut naik 10,39% dari realisasi laba bersih PBID di tahun 2020 yang berjumlah Rp 371,60 miliar.

Lukman berujar, pertumbuhan kinerja perusahaan di tahun 2021 didorong oleh pertumbuhan kebutuhan kemasan dari sektor industri makanan minuman serta maraknya aktivitas pemesanan secara daring via e-commerce, terutama food online delivery.

Lukman optismistis, faktor-faktor tersebut masih akan mendorong kuatnya permintaan kemasan di tahun 2022. Lukman meyakini, sektor makanan dan minuman berpeluang  menjadi sektor yang tumbuh paling cepat di tengah pemulihan ekonomi nasional. Hal ini menurut Lukman pada gilirannya berpotensi menguntungkan PBID yang produk-produknya banyak digunakan untuk mengemas makanan dan minuman.

Di sisi lain, aktivitas pemesanan online melalui e-commerce yang berpotensi mengalami peningkatan juga menurut Lukman berpotensi mendorong permintaan kemasan. “Saya rasa masyarakat sudah terbiasa menggunakan jasa online food delivery,” imbuh Lukman.

Untuk memaksimalkan peluang yang ada, PBID berstrategi untuk melakukan penetrasi pasar di Jawa Timur dan Indonesia Timur. Rencana ini didasarkan pada pertimbangan besarnya potensi pasar serta masih kecilnya porsi penjualan PBID di kedua wilayah tersebut.

Dari segi jumlah penduduk misalnya, populasi penduduk Jawa Timur lebih besar dari jumlah penduduk  Jabodetabek, namun porsi kontribusi penjualan PBID di wilayah Jawa Timur masih di bawah 10%, jauh di bawah porsi kontribusi penjualan PBID di wilayah Jabodetabek yang bisa mencapai separuh dari total penjualan PBID.

Untuk tujuan ini, PBID telah membeli tanah dan bangunan gudang baru yang berdiri di atas lahan seluas 6 hektar (ha) di Sidoarjo, Jawa Timur pada Desember 2021 lalu guna mendukung kegiatan distribusi dan penjualan di wilayah Jawa Timur dan Indonesia Timur. Nilai transaksinya berjumlah Rp 114 miliar.

 

Sebelum pembelian gudang tersebut, PBID mengandalkan fasilitas gudang yang ada di Jawa Tengah untuk menunjang kegiatan penjualan di wilayah Jawa Timur.

“Jadi untuk kirim ke Jawa Timur itu bolak balik, pengiriman ke pasar-pasar tradisional di Jawa Timur kirimnya sedikit-sedikit, kalau sekarang kan kita bisa pool barangnya di sana, nanti dari sana bisa ada pengiriman langsung ke pasar-pasar tradisionalnya, jadi jauh lebih efisien,” terang Lukman.

Sejauh ini, PBID belum memiliki rencana ekspansi menambah gudang baru lainnya maupun ekspansi penambahan kapasitas produksi. Berdasarkan catatan Lukman, saat ini posisi utilisasi pabrik PBID masih berkisar 70%-80%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×