Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam periode September-Mei biasanya hampir selalu mencatatkan kinerja positif setiap tahunnya. Data menunjukkan dalam 20 tahun terakhir, kecuali pada periode September 2019–Mei 2020, karena pandemi yang menyebabkan koreksi di pasar saham.
Investment Specialist Sucorinvest Asset Management Toufan Yamin menjelaskan, kalau secara historis, peluang kinerja positif investasi pada periode tersebut cukup besar.
Hal ini menurutnya, karena secara historis, bulan Agustus dan September merupakan bulan dimana IHSG sangat rentan mencatatkan kinerja yang buruk dibandingkan dengan bulan lainnya, sepanjang tahun.
“Karena itu momen koreksi pada bulan Agustus-September merupakan saat yang baik untuk mengambil posisi pada pasar saham,” jelas Toufan kepada Kontan, Senin (13/9).
Baca Juga: Dana kelolaan industri reksadana bertambah Rp 4,30 triliun pada Agustus 2021
Walaupun ada peluang yang menunjukkan IHSG mencetak kinerja positif pada periode September ke Mei, investor, terutama investor pemula dinilai Toufan perlu jeli terhadap risiko yang selalu melekat pada pasar saham.
“Tetap lakukan diversifikasi untuk memitigasi risiko dengan melakukan alokasi aset yang sesuai dengan profil risiko investor masing-masing,” imbuhnya.
Ia juga menjabarkan, apabila kita ingin masuk ke reksadana saham di periode tersebut, perlu untuk berfokus pada reksadana yang menyimpan portofolionya di saham-saham bluechip.
Toufan melihat, saat ini valuasi saham-saham bluechip sudah sangat murah dan berpotensi untuk menguat seiring dengan membaiknya kondisi fundamental cukup luas.
Baca Juga: Reksadana pasar uang jadi reksadana dengan kinerja paling baik di pekan lalu
“Reksadana saham yang fokus mayoritas berinvestasi pada saham bluechip dan sektor-sektor yang sudah sangat undervalued seperti sektor terkait komoditas, perbankan dan infrastruktur,” jelas Toufan.
Ia berpandangan, bahwa sektor-sektor tersebut akan dapat diuntungkan dengan risiko perubahan kebijakan moneter yang akan lebih ketat nantinya, terutama ketika ekonomi secara global mulai pulih, yang akan mendorong rotasi dari growth stocks kembali ke value stocks.
Selanjutnya: Minat investor ke reksadana saham syariah offshore menurun di Agustus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News