kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Minat investor ke reksadana saham syariah offshore menurun di Agustus


Minggu, 12 September 2021 / 19:20 WIB
Minat investor ke reksadana saham syariah offshore menurun di Agustus
ILUSTRASI. Dana kelolaan atawa asset under management (AUM) reksadana saham sharia offshore turun paling dalam


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan atawa asset under management (AUM) reksadana saham sharia offshore turun paling dalam diantara jenis reksadana lain hingga periode Agustus. Kekhawatiran pelaku pasar akan dampak tapering off Amerika Serikat (AS) menjadi penyebab utamanya penurunan AUM reksadana global tersebut. 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), AUM reksadana saham syariah offshore turun 6,78% secara bulanan menjadi Rp 15,58 triliun. Sementara, AUM reksadana saham berbasis saham lokal kompak bertumbuh. 

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan penurunan AUM reksadana saham syariah offshore disebabkan oleh kekhawatiran pelaku pasar terhadap tapering off AS yang juga menekan kinerja bursa saham global. Wawan juga mengamati terjadi penurunan unit penyertaan di reksadana tersebut. 

Baca Juga: Investasi Pribadinya Jadi Sorotan Publik, Dua Pejabat Fed Janji Jual Kepemilikannya

Irwanti Investment Director Schroders Indonesia mengatakan AUM industri reksadana global menurun karena kondisi global cenderung membawa kekhawatiran pada investor. 

Kondisi yang kurang mendukung adalah pasar saham global sempat tergoyang kekhawatiran investor akan potensi tapering off AS yang berpotensi terjadi lebih cepat dari perkiraan berdasarkan catatan hasil rapat FOMC di bulan sebelumnya. Namun, The Fed kembali mengatakan bahwa mereka membutuhkan waktu sebelum melakukan tapering karena kasus Covid-10 kembali naik di AS akibat varian delta. 

"Munculnya varian Covid-19 yang baru dan rencana Fed tapering menjadi sumber kekhawatiran pasar," kata Irwanti, Jumat (11/9). 

Baca Juga: Saham Blue Chip Naik, Return Reksadana Saham Terkerek

Penurunan AUM reksadana saham syariah offshore juga dipengaruhi  kekhawatiran penyebaran virus varian delta yang juga terjadi di kawasan Asia. Sentimen ini membuat kinerja bursa saham di kawasan Asia belum kompak menguat. Pandemi yang meluas juga menyebabkan pelemahan PMI di Asia karena lockdown kembali diberlakukan di beberapa wilayah. 

Selain itu, kekhawatiran investor global juga muncul dari  situasi dan ketidakpastian di Afganistan. Di waktu yang sama pasar China masih dibayangi oleh pengetatan regulasi oleh pemerintahnya yang dimulai dari beberapa bulan lalu. 

Irwanti mengatakan pertumbuhan AUM dan kinerja reksadana saham syariah offshore berpotensi kembali naik bila kasus Covid-19 menurun dan vaksinasi meningkat secara global. Selain itu, pembukaan kembali ekonomi dapat memberikan sentimen positif kepada pasar. 

Baca Juga: Sekarang saat yang tepat masuk ke reksadana saham?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×