Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tarik menarik sentimen antara yield US Treasury dan kasus Covid-19 yang mulai menurun bakal menjadi penggerak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, Senin (22/2), rupiah di pasar spot melemah 0,38% ke level Rp 14.118 per dolar AS. Kompak, rupiah di kurs tengah Bank Indonesia juga melemah 0,09% ke Rp 14.098 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal pun memproyeksi, rupiah besok kembali melemah namun terbatas. Sentimen yang menekan rupiah datang dari yield US Treasury yang terus naik.
Hari ini, yield US Treasury mencapai 1,36%, level tertingginya sejak Februari 2020. Namun, pelemahan rupiah berpotensi terbatas karena di satu sisi sentimen yang mendukung aset berisiko muncul.
Faisyal mengamati, kasus Covid-19 saat ini cenderung menurun di beberapa negara. Selain itu, optimisme pemulihan ekonomi global muncul seiring rencana penggelontoran stimulus AS.
Baca Juga: Ini penyebab rupiah ditutup melemah ke Rp 14.118 per dolar AS pada hari ini (22/2)
Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Puteri juga mengamati kasus Covid-19 di China dan beberapa negara eropa menurun. Namun, hal ini membuat aliran dana asing ter diversifikasi masuk ke negara yang lebih dulu membaik ekonominya dan tidak hanya masuk ke emerging market.
Dia pun menilai, rupiah masih mendapat dukungan dari data ekonomi dalam negeri yang positif. BI mencatat, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) di sepanjang 2020 sebesar US$ 4,7 miliar, membaik dari 2019 yang defisit US$ 30,4 miliar.
Reny memproyeksikan rupiah besok bergerak cenderung stabil di rentang Rp 14.040 per dolar AS-Rp 14.120 per dolar AS.
"Pelemahan rupiah saat ini masih wajar pasca menguat di awal tahun," kata Reny.
Sementara, Faisyal memproyeksikan rupiah besok berada di Rp 14.060 per dolar AS-Rp 14.150 per dolar AS.
Selanjutnya: IHSG berpotensi koreksi pada perdagangan Selasa (23/2)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News