Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Kinerja rupiah mulai menunjukkan perbaikan meski hal ini tidak seiring dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus terkoreksi. Karena itu, investor jangka panjang masih disarankan mengoleksi saham sebagai aset mayoritas portofolio.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) mulai stabil di level Rp 12.800. Namun IHSG justru berada di level 5.400,8 pada penutupan Senin (20/4), terkoreksi 0,18% dibanding sehari sebelumnya. Kinerja harian IHSG cenderung konsisten terkoreksi sejak 9 April 2015 silam. Lalu bagaimana sebaiknya portofolio investasi pada kondisi sekarang?
Presiden Direktur Schroder Investment Management Indonesia, Michael Tjoajadi, mengatakan kinerja rupiah yang mulai membaik disebabkan oleh makro ekonomi domestik yang mulai menunjukkan perbaikan. “Ini terlihat dari neraca perdangan yang terus surplus beberapa bulan terakhir,” papar Michael.
Menurut Michael, surplus tersebut merupakan indikasi pemerintah dapat menekan impor sehingga ada ekspektasi perekonomian Indonesia berjalan positif dalam jangka panjang. Sedangkan, koreksi pasar saham saat ini, menurut Michael, hanya sebatas fluktuasi terhadap gejolak pasar modal. Ia memperkirakan IHSG bisa mulai pulih pada awal kuartal III 2015. “Awal kuartal III diharapkan belanja pemerintah pada proyek infrastruktur bisa berjalan. Sehingga, likuiditas akan melonjak dan positif bagi pasar modal,” kata Michael.
Michael menyarankan agar investor tetap berinvestasi mayoritas di saham dengan syarat horison investasi antara tiga tahun hingga lima tahun. Sisanya bisa ditempatkan pada instrumen pasar uang seperti deposito dan reksadana pasar uang. Porsi paling kecil bisa dialokasikan pada instrumen obligasi atau reksadana pendapatan tetap. “Porsi pasar uang lebih besar karena yield obligasi saat ini sudah di bawah bunga deposito,” tambah Michael.
Michael menyaraknkan, sebesar 60% portofolio investor ditempatkan di instrument saham atau reksadana saham. Lalu, sebesar 30% ditempatkan pada reksadana pasar uang atau instrument deposito. Sementara, sisanya sebesar 10% ditaruh di reksadana pendapatan tetap atau instrument obligasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News