Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki tahun 2021, pasar modal Tanah Air lebih optimistis, seiring perekonomian Indonesia berada di jalur pemulihan (recovery). Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya dan Emma A. Fauni memperkirakan, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan kembali positif pada Januari 2021. Ini didukung oleh optimisme vaksinasi Covid-19 yang semakin jelas dalam hal pengadaan vaksin maupun jadwal vaksinasi.
Untuk saham pilihan bulan ini, Mirae Asset Sekuritas mempertahankan pilihan utamanya yang condong kepada saham yang berbasis komoditas, baik nikel, minyak sawit atau crude palm oil (CPO), batubara, dan emas, saham perbankan, serta saham unggas (poultry).
Saham penambang nikel, yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dinilai atraktif karena menurut Mirae Asset, kedua emiten ini adalah penerima manfaat dari kenaikan harga nikel saat ini, seiring meningkatnya permintaan nikel dari kenaikan produksi baja dan baterai kendaraan listrik.
Selain ANTM dan INCO, Mirae Asset juga menyukai saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) karena emiten ini akan menerima keuntungan dari harga CPO yang menguntungkan saat ini.
Baca Juga: Begini peluang January effect menurut Mirae Asset Sekuritas
Mirae Asset juga condong terhadap saham PT United Tractors Tbk (UNTR) karena pelaku pasar saat ini dinilai belum sepenuhnya memperhitungkan dampak positif dari realisasi harga emas yang lebih tinggi pada pendapatan UNTR tahun ini.
Mirae Asset mengatakan, UNTR seharusnya akan menikmati realisasi harga emas yang jauh lebih tinggi pada tahun 2021.
Hal ini karena lindung nilai (hedging) atas harga emas pada sekitar 70% dari volume penjualannya, akan segera berakhir pada Februari 2021. Ini berarti, mulai Maret 2021 dan seterusnya, anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) tersebut hanya akan melakukan lindung nilai terhadap harga emas pada sekitar 20% dari volume penjualan emasnya.
Mirae Asset juga menyukai saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) karena pemulihan di sektor unggas yang terus terjadi. Diyakini, JPFA kemungkinan akan menghadirkan ekspansi margin yang lebih luas dan pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi karena efek basis rendah (low base) sudah terjadi pada tahun 2020.
Hariyanto dan Emma memperkirakan harga saham JPFA akan terus menguat seiring kesenjangan valuasi yang cukup lebar dengan peers-nya, yakni PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN).
“Per 7 Januari 2021, top picks kami dengan bobot yang sama telah menghasilkan akumulasi pengembalian (return) sebesar 40,1% dibandingkan akumulasi return IHSG sebesar -3,7%, sejak dimulainya laporan top picks bulanan kami pada Agustus 2019. Oleh karena itu, kinerja top picks kami telah mengungguli IHSG sebesar 43,9 %,” tulis Hariyanto dan Emma dalam riset, Jumat (8/1).
Pilihan juga jatuh kepada saham perbankan besar seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Selanjutnya: Server sempat down, Mirae Asset Sekuritas tetap menjadi broker teraktif hari ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News