Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2021 menjadi awal yang baik bagi pasar saham tanah air. Pasalnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 4,63% dalam sepekan perdagangan. Pada penutupan perdagangan sesi pertama hari ini, indeks masih menguat 1,66%.
Di Januari, pelaku pasar mengenal adanya fenomena January effect yang merupakan momentum menguatnya harga-harga saham di bulan Januari. Lalu, bagaimana peluang terjadinya January effect tahun ini?
Analis Mirae Aset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya dan Emma A. Fauni meyakini, pasar saham Indonesia bisa memanfaatkan momentum January effect. Mirae Asset Sekuritas menjabarkan, selama delapan tahun terakhir (kecuali tahun 2017 dan 2020), IHSG cenderung membukukan imbal hasil bulanan yang positif di bulan Januari, didorong oleh optimisme terhadap prospek tahun yang baru.
Adapun pada Januari 2020, IHSG mencatatkan return -5,7% sementara pada Januari 2017 IHSG membukukan imbal hasil -0,1%. Sebagai catatan, Januari 2020 merupakan awal tahun yang cukup suram bagi pasar. Hal ini karena sejumlah peristiwa besar yang terjadi, mulai dari serangan Amerika Serikat (AS) terhadap jenderal tertinggi Iran, Qasem Soleimani, pada 3 Januari yang dikhawatirkan memicu perang dunia ketiga serta merebaknya pandemi virus corona.
Baca Juga: IHSG tembus 6.255 pada akhir sesi I Jumat (8/1), net buy asing mencapai Rp 661 miliar
Sebaliknya, Hariyanto dan Emma meyakini, pelaku pasar memasuki tahun 2021 dengan lebih banyak optimisme, dengan keyakinan bahwa perekonomian Indonesia berada di jalur pemulihan. “Kami perkirakan kinerja IHSG akan kembali positif di bulan Januari 2021 didukung oleh optimisme vaksinasi Covid-19 yang semakin jelas dalam hal pengadaan vaksin dan jadwal vaksinasi,” tulis Hariyanto dan Emma dalam riset, Jumat (8/1).
Selain itu, Indonesia sebagai produsen dan eksportir komoditas seharusnya mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga komoditas saat ini.
Sementara itu, pada Rabu (6/1), pemerintah pusat mengumumkan akan memberlakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang lebih ketat di kota-kota tertentu di Pulau Jawa dan Pulai Bali untuk periode 11-25 Januari 2021 dengan tujuan untuk mengurangi kasus infeksi di wilayah tersebut.
Merespons kebijakan ini, IHSG melemah 1,17% pada perdagangan 6 Januari 2021 seiring aksi ambil untung (profit taking) oleh investor domestik. Ini merupakan pelemahan pertama di tahun 2021.
Di sisi lain, Investor asing nampaknya lebih menerima dengan tindakan pemerintah pusat tersebut. Hal ini karena asing masih membukukan beli bersih asing (net buy) senilai Rp121 miliar di pasar regular. Sementara nilai tukar rupiah masih relatif stabil pada hari itu.
Baca Juga: Cadangan devisa tercatat US$ 135,9 miliar, naik 1,6% pada Desember 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News