Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. JAKARTA. PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) masih akan fokus pada pelanggan eksisting untuk tahun ini. Dadang Suryanto, Direktur Saraswanti Anugerah Makmur mengatakan saat ini pihaknya memiliki 5.000 pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Kebanyakan pelanggannya di Pulau Sumatra dan Kalimantan. Peningkatan permintaan tertinggi di Kalimantan,” ujar Dadang kepada Kontan.co.id. Dadang melanjutkan, pelanggan SAMF kebanyakan adalah perkebunan sawit, namun ada pula petani komoditas lain seperti tebu, kopi, hingga karet.
Baca Juga: Minat Korporasi Menggelar IPO di BEI Masih Tinggi
Di tengah pandemi saat ini, Dadang mengatakan SAMF tetap berhati-hati dalam memilih pelanggan. Untuk pelanggan eksisting, SAMF mempertahankan pelanggan yang pembayarannya lancar dan berfokus pada pelanggan yang memiliki rekam jejak baik.
Dadang melanjutkan, selama pandemic berlangsung permintaan pupuk SAMF tidak menglami penurunan. ”Karena pupuk ibarat kebutuhan makanan untuk manusia. Tanaman tidak mungkin tidak dipupuk, karena nanti tidak menghasilkan,” sambung dia. Pun dengan aktivitas produksi dan distribusi pupuk SAMF yang tidak terganggu dengan pandemi Covid-19.
Untuk diketahui, SAMF melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 31 Maret 2020 silam. Produsen pupuk ini meraup dana segar hasil dari Initial Public Offering (IPO) hingga Rp 93 miliar.
Baca Juga: Emiten pendatang baru ini meraup laba bersih Rp 82,11 miliar pada tahun lalu
Dadang mengatakan, SAMF akan menggunakan sekitar 49,78% dana segar yang diperoleh dari IPO, atau sekitar Rp 46,2 miliar untuk mendanai kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) entitas anak usaha guna meningkatkan kapasitas produksi. Sementara sisanya (sekitar 50,22%) akan digunakan untuk modal kerja SAMF dan entitas anak usaha.
Adapun pabrik yang ditambah kapasitasnya adalah pabrik di Sampit, Kalimantan Tengah dan di Medan, Sumatra Utara. “Karena kapasitasnya sudah terpasang semua sekarang ini, sudah full utilized, sementara demand masih tinggi. Maka dari itu kami memutuskan go public, mendapat dana, lalu kami tambah kapasitas mesin,” sambung Dadang.
Saat ini, SAMF memiliki 5 buah pabrik yang tersebar di Jawa Timur, Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah dengan total kapasitas eksisting konsolidasian sebesar 440 ribu ton. Dengan adanya penambahan kapasitas di dua pabrik tersebut, maka Dadang mengatakan kapasitas total SAMF diperkirakan naik menjadi 600 ribu ton.
Baca Juga: Waspada Memilih Saham yang Baru IPO, Begini Kinerjanya Sejak Pencatatan Hari Pertama
Ke depan, SAMF masih akan berfokus pada produksi dan penjualan pupuk majemuk NPK. Sebab, saat ini permintaan pupuk NPK non subsidi masih tinggi namun tidak diimbangi dengan supply yang mempuni. SAMF juga mencari alternatif sumber bahan baku dari kawasan atau negara yang tidak berdampak Covid-19 seperti Laos dan Kanada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News