kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak rencana bisnis Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) di tahun ini


Kamis, 25 Juni 2020 / 17:02 WIB
Simak rencana bisnis Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) di tahun ini
ILUSTRASI. Pencatatan Perdana Saham PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. JAKARTA. PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) masih akan fokus pada pelanggan eksisting untuk tahun ini. Dadang Suryanto, Direktur Saraswanti Anugerah Makmur mengatakan saat ini pihaknya memiliki 5.000 pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Kebanyakan pelanggannya di Pulau Sumatra dan Kalimantan. Peningkatan permintaan tertinggi di Kalimantan,” ujar Dadang kepada Kontan.co.id. Dadang melanjutkan, pelanggan SAMF kebanyakan adalah perkebunan sawit, namun ada pula petani komoditas lain seperti tebu, kopi, hingga karet.

Baca Juga: Minat Korporasi Menggelar IPO di BEI Masih Tinggi

Di tengah pandemi saat ini, Dadang mengatakan SAMF tetap berhati-hati dalam memilih pelanggan. Untuk pelanggan eksisting, SAMF mempertahankan pelanggan yang pembayarannya lancar dan berfokus pada pelanggan yang memiliki rekam jejak baik.

Dadang melanjutkan, selama pandemic berlangsung permintaan pupuk SAMF tidak menglami penurunan. ”Karena pupuk ibarat kebutuhan makanan untuk manusia. Tanaman tidak mungkin tidak dipupuk, karena nanti tidak menghasilkan,” sambung dia. Pun dengan aktivitas produksi dan distribusi pupuk SAMF yang tidak terganggu dengan pandemi Covid-19.

Untuk diketahui, SAMF melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 31 Maret 2020 silam. Produsen pupuk ini meraup dana segar hasil dari Initial Public Offering (IPO) hingga Rp 93 miliar.

Baca Juga: Emiten pendatang baru ini meraup laba bersih Rp 82,11 miliar pada tahun lalu

Dadang mengatakan, SAMF akan menggunakan sekitar 49,78% dana segar yang diperoleh dari IPO, atau sekitar Rp 46,2 miliar untuk mendanai kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) entitas anak usaha guna meningkatkan kapasitas produksi. Sementara sisanya (sekitar 50,22%) akan digunakan untuk modal kerja SAMF dan entitas anak usaha.




TERBARU

[X]
×