Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) sudah menyiapkan sejumlah agenda bisnis di tahun depan. Salah satunya adalah peningkatan volume produksi nikel di area Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
Manajemen memproyeksikan, tahun depan produksi nikel akan menjadi 600.000 ton dari sebelumnya hanya 100.000 ton di tahun ini.
KKGI sedang dalam tahap penjajakan kontrak secara langsung dengan pengusaha smelter. Saat ini, KKGI menjual bijih nikelnya kepada Virtue Dragon dengan kadar keseluruhan (grade) 1,7%.
Sesuai dengan perkembangan kebutuhan market, KKGI juga akan melakukan ekspansi ke tambang mineral lain.
Direktur PT Resource Alam Indonesia Tbk Agoes Soegiarto mengatakan, saat ini manajemen sedang dalam tahap mengkaji dan penjajakan untuk masuk ke segmen mineral lain. Proses yang dilakukan seperti studi keekonomian hingga rekayasa mineral.
Baca Juga: Resources Alam (KKGI) targetkan produksi batubara mencapai 4 juta ton pada 2022
“Seperti pasir besi, dari sisi potensi kami sudah ada datanya, dan sedang kami lakukan evaluasi,” terang Agoes, Kamis (25/11).
Tahun depan, KKGI akan menggelontorkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 2 juta hingga US$ 2,5 juta. Sumber pendanaannya dari berasal dari kas internal.
Anggaran paling banyak digunakan untuk keperluan sarana dan prasarana infrastruktur dan penunjang produksi seperti pembelian alat berat.
Sementara tahun ini, KKGI mengalokasikan capex senilai US$ 2 juta hingga US$ 2,5 juta. Namun realisasi capex sejauh ini masih cukup mini. Sampai dengan akhir September 2021, penggunaan capex hanya mencapai US$ 900.000.
Agoes membenarkan, penyerapan capex tahun ini memang tidak terlalu banyak. Penggunaan capex mayoritas untuk pembelian alat berat guna mendukung eksplorasi di blok Insani Baraperkasa. Capex juga digunakan untuk membeli land bank properti di sekitar Samarinda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News