Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi
Walaupun demikian, sambungnya, investor yang akan memilih saham ANTM bisa mempertimbangkan harga emas yang berkorelasi terbalik jika ekonomi sudah mulai membaik, dan harga emas bisa turun. Di lain sisi, penopang kinerja ANTM adalah dari pertambangan nikel seiring dengan melesatnya harga komoditas nikel.
Sukarno merekomendasikan saham buy on weakness saham FREN di kisaran Rp 62-Rp 63 dengan target harga Rp 86, ASRI dengan target harga Rp 300 dan BEST dengan target harga Rp 250.
Sedangkan, saham-saham yang paling aktif ditransaksikan berdasarkan nilainya adalah Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), Bank Central Asia Tbk (BBCA), Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Baca Juga: IHSG Perdagangan 27 November 2020 Naik 0,40% ke Level 5.759
Sukarno menambahkan saham-saham tersebut memiliki prospek yang bagus dan seluruhnya menarik untuk dijadikan pilihan. “Sektor Infrastruktur bagus, di industri telekomunikasi dan tower. Sentimen Omnibus Law bisa menguntungkan sektor ini, asing berpotensi banyak masuk nantinya,” lanjut Sukarno.
Ia juga memandang sektor perbankan tersebut masih cukup oke dengan fundamental yang terbilang kuat. Dilihat dari valuasinya, ia bilang BBNI menjadi yang paling murah apabila melihat Price Book Value (PBV)-nya, adapun PBV BBNI berada di 1,07 kali.
Bagi investor, ia menyarankan bisa melakukan akumulasi beli atau hold saham-saham tersebut.
Selanjutnya: IHSG naik 0,41% ke 5.783 pada Jumat (27/11), sepekan melesat 3,80%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News