kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak rekomendasi sejumlah analis untuk saham Indocement (INTP)


Senin, 22 Juli 2019 / 19:05 WIB
Simak rekomendasi sejumlah analis untuk saham Indocement (INTP)


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP, anggota indeks Kompas100 ini) dinilai masih memiliki prospek bagus terkait penjualan semen hingga akhir tahun. Meskipun hingga kuartal II 2019, INTP memiliki pencapaian yang lebih rendah dibandingkan pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Sejumlah analis menganggap hal ini wajar dan bisa naik di semester II tahun ini. Hingga Mei 2019, volume penjualan semen INTP kurang lebih 6,9 juta ton.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Fahressi Fahalmesta menilai penjualan semen INTP yang menurun pada kuartal pertama tahun ini dianggap wajar. Hal ini karena beberapa situasi dalam negeri yang turut mendukung permintaan semen yang menurun. Situasi tersebut adalah libur lebaran dan adanya pemilihan umum yang terjadi di awal tahun.

Baca Juga: Produsen Semen Menaggung Biaya Produksi Tinggi

Meskipun demikian, Fahressi optimistis kenaikan jumlah penjualan semen akan terjadi di sisa semester pada tahun ini. Menurutnya, beberapa pembangunan diperkirakan akan lebih dipercepat setelah sebelumnya cukup melambat.

“Pekerjaan konstruksi memang biasanya lebih besar di semester dua,” tambah Fahressi, Senin (22/7).

Selain itu, Fahressi juga menilai bahwa sektor industri dari Indocement sudah cukup lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya konsolidasi yang terjadi pada Indocement. “Setelah adanya akuisisi oleh Holcim itu, itu impact industrinya lebih positif,” jelas Fahressi.

Persaingan yang ketat dalam industri semen juga dinilai lebih baik. Fahressi menilai hal tersebut disebabkan oleh beberapa kompetitor yang sudah tidak menurunkan harga semen. Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa seharusnya Indocement dapat mempertahankan harga semen dan market share di semester dua ini.

Baca Juga: Produsen semen terapkan efisiensi dan penguatan pangsa pasar di semester II-2019

Melihat persaingan yang cukup baik ini, Fahressi mengatakan bahwa bisa menyebabkan average selling price (ASP) stabil. ASP yang baik ini juga bisa menimbulkan potensi peningkatan margin. Selain itu, resiko terhadap turunnya market share juga bisa lebih minim.

Prospek yang bagus juga dinilai oleh analis Maybank Kim Eng Isnaputra Iskandar. Dalam risetnya, ia mengatakan bahwa INTP bisa mengambil keuntungan dari akuisisi terbaru Holcim Indonesia dari SMGR.

Dengan diakuisisinya Holcim, Isnaputra menilai INTP bisa merebut pasar SMGR disaat sedang membuat brand baru yang perlu waktu untuk diterima oleh masyarakat.

Isnaputra juga mengatakan, INTP dapat memenuhi target volume semen pada tahun 2019 yaitu 18,4m ton. Hal ini dikarenakan cuaca dan kegiatan politik yang cukup mempengaruhi.

“Kita memperkirakan volumenya akan tumbuh lebih besar di semester dua, karena cuaca yang baik dan absennya agenda politik yang memberi pengaruh besar,” jelas Isnaputra dalam risetnya yang ditulis pada 17 Juni.

Rekomendasi analis

Rekomendasi hold terhadap saham INTP dinilai menjadi langkah yang tepat untuk saat ini. Harga yang sudah cukup mahal menjadi alasan utama yang menyebabkan langkah hold sebaiknya dilakukan.

Baca Juga: Begini Prospek Saham Perusahaan Semen Pasca Berakhirnya Ketidakpastian Politik

Fahressi menilai harga yang mahal ini sudah memiliki sedikit peluang untuk naik lagi. Ia berpendapat sudah tidak ada lagi tren pertumbuhan dari harga saham INTP sendiri. “Ini sudah ke price in gitu di harga yang sekarang,” jelas Fahressi.

Hal yang sama juga ditulis dalam riset Analis Mirrae Asset Mimin Halimin yang merekomendasikan untuk hold saham INTP. Ia menuliskan bahwa ada kemungkinan rebound yang akan terjadi pada saham INTP yang saat ini berada di level 22300.

Kemungkinan rebound ini karena adanya beberapa risiko seperti pertumbuhan permintaan yang lebih rendah dari permintaan dan harga batu bara yang lebih tinggi dari perkiraan.

Baca Juga: Menakar efek konsolidasi terhadap prospek sektor industri semen

Berbeda, Isnaputra lebih merekomendasikan buy untuk saham INTP ini. Dalam risetnya, ia menulis bahwa target harga INTP bisa mencapai 23100 setelah harga batu bara yang turun 3-4%.

Fahressi menargetkan harga 21800 untuk INTP hingga akhir tahun, sedangkan Mimin menargetkan saham INTP berada di level 19500.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×