CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Simak rekomendasi saham untuk tahun 2021 ini di tengah pemulihan ekonomi


Jumat, 01 Januari 2021 / 09:05 WIB
Simak rekomendasi saham untuk tahun 2021 ini di tengah pemulihan ekonomi


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Tidak jauh berbeda, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan, saham-saham sektor pertambangan khususnya emas dan nikel juga masih akan menarik tahun ini. 

Di sisi lain, saham-saham perbankan, khususnya golongan buku empat, juga atraktif karena kinerjanya yang cukup kuat. Walau pandemi Covid-19 masih akan membayangi, Wawan menganggap perbaikan ekonomi akan mendorong kinerja emiten perbankan tahun ini karena mulai dibutuhkan oleh masyarakat. 

Adapun untuk sektor infrastruktur, khususnya penyedia menara telekomunikasi dinilai akan menarik karena masih dibutuhkan oleh masyarakat selama pandemi. Ini tercermin dari kinerja di tahun 2020 yang cenderung membaik. 

Wawan juga melihat, tahun ini akan menjadi kebangkitan bagi saham-saham yang sepanjang tahun 2020 ini sudah tertekan seperti ASII. Kendati penjualannya belum pulih sepenuhnya, Wawan mengamati kinerja ASII mulai menunjukkan pemulihan mendekat akhir tahun 2020.  

Baca Juga: Harga saham naik 151%, Elang Mahkota Teknologi (EMTK) hentikan buyback

Mempertimbangkan peluang di atas, tahun ini Wawan cenderung menjagokan saham-saham seperti BBCA untuk sektor perbankan, INCO untuk sektor pertambangan, dan TOWR untuk sektor infrastruktur. Target harganya, Rp 36.000 hingga Rp 37.000 untuk BBCA, Rp 6.000 untuk INCO, dan Rp 1.200 untuk TOWR. 

Selain ketiga saham itu, Wawan turut menjagokan ASII dan KLBF, dengan target harga masing-masing Rp 7.000 untuk ASII dan Rp 1.600 dan Rp 1.700 untuk KLBF.

Menurut dia, walau sektor farmasi seperti KLBF diprediksi tidak akan mencatatkan kenaikan harga yang signifikan ke depan, sahamnya masih menarik dan bisa menjadi alternatif mengingat pendemi Covid-19 masih belum usai. 

Baca Juga: Menimbang pilihan saham untuk tahun depan


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×