Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten infrastruktur telekomunikasi, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mencetak kinerja positif di semester I-2024. Pendapatan dan laba bersih TBIG kompak menguat di periode enam bulan pertama 2024.
Melansir laporan keuangan per 30 Juni 2024, TBIG membukukan pendapatan besar Rp 3,41 triliun. Raihan ini tumbuh 4,10% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 3,27 triliun.
Segmen menara telekomunikasi berkontribusi sebesar Rp 3,14 triliun dan properti investasi senilai Rp 1,75 miliar. Sementara, segmen serat optik melesat 102,95% YoY menjadi Rp 271,96 miliar.
Laba dari operasi emiten portofolio PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) ini mencapai Rp 2,17 triliun di semester I-2024. Ini naik tipis 0,53% secara tahunan dari Rp 2,16 triliun.
.Baca Juga: Ini Alasan Tower Bersama Infrastructure (TBIG) Terbitkan Surat Utang US$ 900 Juta
Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk TBIG mencapai Rp 730,79 miliar per 30 Juni 2024. Ini tumbuh 6,10% YoY dari posisi 30 Juni 2023 senilai Rp 688,79 miliar.
Dari kinerja operasional, TBIG memiliki 42.177 penyewaan dan 23.327 sites telekomunikasi per 30 Juni 2024, yang terdiri dari 23.211 menara telekomunikasi dan 116 jaringan Distributed Antenna System (DAS).
Lebih lanjut, dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 42.061, maka rasio kolokasi alias tenancy ratio TBIG mencapai 1,81 kali.
CEO Tower Bersama Infrastructure Hardi Wijaya Liong menyampaikan manajemen TBIG memprioritaskan eksekusi pesanan tepat waktu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan telekomunikasi kami.
"Untuk semester pertama, kami menambahkan 1.325 penyewaan kotor yang terdiri dari 902 sites telekomunikasi dan 423 kolokasi,” jelas Hardi belum lama ini.
Analis Indo Premier Sekuritas Giovanni Dustin menjelaskan secara keseluruhan, capaian kinerja keuangan TBIG di kuartal II-2024 ini sudah secara dengan proyeksinya.
Ke depannya, lanjut Giovanni, penurunan suku bunga dan relaksasi lokasi yang lebih cepat dari perkiraan oleh IOH merupakan katalis pendukung TBIG yang paling potensial.
Oleh karena itu, Indo Premier Sekuritas memberikan rekomendasi beli TBIG dengan target harga Rp 2.300. Hingga akhir perdagangan Senin (5/8), TBIG parkir di level Rp 1.975 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News