Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja top line dan bottom line PT Indika Energy Tbk (INDY) kompak merosot pada kuartal I-2024.
Selama tiga bulan pertama 2024, INDY meraih laba bersih senilai US$ 20,11 juta atau menyusut 65,86% ketimbang periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY). Sebagai perbandingan, pada kuartal I-2023 INDY membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 58,92 juta.
Junior Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty Hafiya menilai penurunan laba bersih INDY pada kuartal I 2024 terjadi akibat adanya penurunan pendapatan, dimana pada kuartal I 2024 INDY mencatatkan pendapatan sebesar US$ 567,3 juta atau turun 37,44% YoY dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar US$ 906,8 juta.
"Penurunan ini diakibatkan oleh adanya penurunan penjualan ekspor yang sebelumnya tercatat US$ 706,07 juta pada kuartal I 2023 menjadi hanya sebesar US$ 379,68 juta pada kuartal I 2024," jelas Arinda pada Kontan baru-baru ini.
Baca Juga: Deretan Emiten Ini Tebar Dividen pada Bulan Juni 2024, Cek Rekomendasi Analis
Arinda melihat penjualan ekspor menurun karena harga acuan batu bara global mengalami pelemahan akibat permintaan pada konsumen terbesar batu bara menurun. Ia menyebutkan seperti di Tiongkok yang mulai beralih ke energi terbarukan.
Selain itu, harga batubara juga menurun akibat normalisasi harga pasca kenaikan di tahun 2022 akibat krisis gas di Eropa.
"Oleh sebab itu, secara jangka pendek hal ini masih memberikan tekanan meskipun secara jangka menengah hingga panjang kami masih cukup optimis," ujarnya.
Begitu juga di kuartal II 2024, Arinda menilai pendapatan INDY masih sedikit terkontraksi. Adapun jika mengalami kenaikan, pertumbuhannya akan tipis dibanding kuartal II 2023. Hal ini terjadi akibat harga batubara pada kuartal II 2023 masih cukup tinggi dibanding saat ini.
"Sepanjang 2024, kami memperkirakan normalisasi harga batubara akan terbentuk di rentang US$ 114 - US$ 160," ucapnya.
Begitu juga pengamat pasar modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menjelaskan kinerja INDY di kuartal I 2024 tidak berbeda jauh dari prediksinya. Menurutnya hal itu karena Harga batu bara tidak setinggi tahun 2023 ataupun tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk di kuartal II 2024, Budi menilai kinerja INDY tidak akan lebih buruk dari kuartal pertama tahun ini. Hal itu karena Harga batu bara relative stabil dan sedikit ada kenaikan.