Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Yudho Winarto
Dari sisi pendapatan, Stefanus memproyeksikan TINS pada tahun ini akan mencatatkan kenaikan dari Rp 15,50 triliun menjadi 16,13 triliun. Sementara dari sisi bottom line, TINS diproyeksikan akan berhasil mengantongi laba bersih Rp 285 miliar dari sebelumnya rugi Rp 168 miliar.
Untuk rekomendasi, saat ini Stefanus memberi rating hold dengan target harga Rp 1.600 per saham. Sementara analis BCA Sekuritas Delvin Teh juga memberi rekomendasi hold dengan target price Rp 2.200 per saham.
Sedangkan Sukarno menilai, dengan valuasi TINS yang sudah tergolong mahal seiring PBV-nya saat ini sudah di atas rata-rata 5 tahun ataupun 10 tahun atau sudah berada di standar deviasi +2.
“Untuk saat ini rekomendasi trading sell dengan target penurunan di support I 1.835. Boleh diperhatikan lagi ketika harga sudah mulai ada sinyal menguat kembali,” pungkas Sukarno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News