kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak rekomendasi saham Summarecon Agung (SMRA) tahun ini


Rabu, 30 Juni 2021 / 18:02 WIB
Simak rekomendasi saham Summarecon Agung (SMRA) tahun ini
ILUSTRASI. Kawasan properti?Summarecon Bekasi. Penjualan properti Summarecon Agung (SMRA) mengimbangi penurunan pendapatan berulang.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) membukukan laba bersih sebesar Rp 37 miliar atau hanya naik 1% secara year on year (yoy) di kuartal I 2021. Tetapi laba bersih ini anjlok sebanyak 80,5% secara kuartalan.

Pendapatan SMRA di kuartal I mencatatkan angka Rp 1,07 triliun, hanya naik tipis 3% secara yoy. Hal ini karena pendapatan yang berulang turun sebanyak 39,8% secara yoy. Menurut Analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa, pendapatan berulang ini mengimbangi peningkatan 48,7% secara yoy dalam penjualan properti.

Menurut Yasmin, penjualan properti menyumbang 70% dari total pendapatan di kuartal pertama karena lebih banyak penjualan produk perumahan. Penjualan kavling tanah dan rumah juga naik 53,1% secara tahunan menjadi Rp 460 miliar. Sementara pendapatan dari apartemen melonjak 93,7% menjadi Rp 96 miliar.

Penjualan perkantoran dan komersial juga meningkat 26,7% secara yoy menjadi Rp 183 miliar. Akan tetapi, pendapatan berulang dari pendapatan sewa dan hotel masing-masing turun 45,1% secara yoy dan 48,4% secara yoy.

Baca Juga: Berkat DP Rendah KPR pun Bergairah

“Sisi baiknya, penjualan beberapa produk perumahan tetap kuat bahkan selama pandemi tahun lalu yang akan mendukung pertumbuhan total pendapatan SMRA di tahun-tahun mendatang seiring pulihnya pendapatan berulang,” kata Yasmin.

SMRA di empat bulan pertama mencatatkan marketing sales yang melonjak 118% secara yoy menjadi Rp 2,03 triliun. Penjualan bulanan sedikit terkontraksi di bulan April, sebesar Rp 386 miliar, atau turun 6,5% secara bulanan. Menurut Yasmin hal ini karena penurunan yang signifikan di Summarecon Kelapa Gading.

“Berbeda dengan periode yang sama tahun lalu ketika pandemi baru saja dimulai, penjualan Januari hingga April tahun ini kuat, ditopang oleh penjualan di Summarecon Serpong, Rp 639 miliar atau 31% dari total pra penjualan,” kata Yasmin.

Baca Juga: Polda Metro perluas lokasi pembatasan mobilitas di Jabodetabek, ini daftarnya

Selain itu, pendatang baru di Summarecon Bogor mengamankan posisi kedua dengan Rp 577 miliar atau 28% dari porsi, sedangkan kota mandiri Bandung dan Bekasi hampir sama dengan kontribusi masing-masing 16%.

Sisanya ada di Summarecon Makassar Rp 84 miliar atau porsi 4%, Kelapa Gading Rp 67 miliar atau 3% porsi, dan Karawang Rp 21 miliar dengan 1% porsi. Dalam pembelian properti, sebanyak 48% pelanggan memilih pembayaran melalui cicilan tunai, sementara 30% lainnya memilih hipotek, dan 23% lainnya tunai.

SMRA juga mengumumkan rencana rights issue sebanyak 2,08 miliar saham baru setara 12,6% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Summarecon akan menerbitkan saham baru dengan harga Rp 720 per saham.

Analis RHB Sekuritas Andre Benas mengatakan, marketing sales yang sudah dicatatkan cukup baik, bahkan ini menurutnya sudah melebihi target. Dia juga menilai dibukanya ekonomi di tahun ini akan menjadi sentimen positif bagi SMRA. Marketing sales dari proyek Summarecon Bogor juga dinilai akan menjadi sentimen yang baik bagi kinerja SMRA.

Baca Juga: Gelar rights issue, Summarecon (SMRA) lepas 2,08 miliar saham senilai Rp 1,49 triliun

Yasmin melihat bahwa SMRA di tahun ini akan mencatatkan pendapatan sebanyak Rp 4,9 triliun atau turun sebanyak 0,74% secara yoy. Dia memperkirakan laba bersih emiten properti akan naik 20,56% secara tahunan menjadi Rp 217 miliar.

Analis CGSCIMB Sekuritas Aurelia Barus dalam risetnya yang dirilis pada 5 Mei 2021 menilai pendapatan SMRA akan naik 10,78% ke angka Rp 5,5 triliun dengan kenaikan laba bersih 111,73% menjadi Rp 379 miliar.

Andre Benas menilai bahwa ada beberapa hal yang akan membuat kinerja SMRA negatif di tahun ini, salah satunya adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang berkepanjangan, karena kasus Covid-19 yang terus meningkat. Selain itu, naiknya suku bunga juga dinilai akan menjadi sentimen negatif bagi kinerja SMRA.

Yasmin merekomendasikan beli saham SMRA, dengan target harga Rp 1.090 per saham. Aurelia merekomendasikan hold saham SMRA dengan target harga Rp 930 per saham. Sedangkan, Andre merekomendasikan beli SMRA dengan target harga Rp 1.260 per saham. Rabu (30/6), harga saham SMRA menguat 6,92% ke Rp 850 per saham.

Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) luncurkan properti berkonsep klasik dengan harga terjangkau

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×