kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Simak Rekomendasi Saham Pilihan Usai IHSG Melaju Kencang Sebelum Libur Panjang


Minggu, 07 April 2024 / 06:05 WIB
Simak Rekomendasi Saham Pilihan Usai IHSG Melaju Kencang Sebelum Libur Panjang
ILUSTRASI. Analis memberikan rekomendasi saham usai IHSG melaju kencang di akhir pekan ini


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berfluktuasi cukup kencang pada pekan pertama kuartal II-2024, sekaligus minggu terakhir sebelum libur panjang Idul Fitri. IHSG sempat ambles ke bawah level 7.200, sebelum kembali melejit pada akhir pekan.

Pada perdagangan Jum'at (5/4), IHSG menguat 0,45% ke posisi 7.286,88. Fluktuasi dalam periode perdagangan 1 April - 5 April 2024 akhirnya hanya membawa pelemahan tipis 0,03% terhadap kinerja IHSG secara mingguan.

Hanya saja, terjadi pembalikan arus dana investor asing (capital outflow) dengan nilai yang terbilang jumbo. Sepanjang pekan ini investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 11,41 triliun di seluruh pasar.

Research Analyst Phintraco Sekuritas Aditya Prayoga menyoroti tiga faktor utama penyebab volatilitas IHSG pada pekan ini. Pertama, dampak dari rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kembali menimbulkan ketidakpastian di pasar terkait ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada semester I-2024.

Kedua, pelemahan nilai tukar rupiah yang hampir menembus Rp 16.000 per dolar AS, akibat peralihan investor ke negara-negara maju. Terutama setelah rilis pertumbuhan ekonomi AS dan indeks manufaktur China yang kembali berada di zona ekspansif.

Baca Juga: Hingga Maret 2024, Unitlink Saham Masih Mencatatkan Kinerja Paling Moncer

Ketiga, faktor tingkat inflasi. Ada kekhawatiran kenaikan inflasi AS yang menjauhi target 2%, akibat kenaikan harga komoditas minyak seiring ketegangan geopolitik di Rusia - Ukraina hingga Timur Tengah. Di dalam negeri, inflasi sudah berada di level 3,05%.

"Investor perlu mempertimbangkan dua tantangan utama terhadap pergerakan IHSG ke depan, yaitu potensi capital outflow dan ketidakpastian geopolitik," kata Aditya kepada Kontan.co.id, Jum'at (5/4).

Analis & Branch Manager Jasa Utama Capital Sekuritas, Hendy Santoso dan Edy Utomo mengamati secara teknikal pergerakan IHSG masih terbilang wajar. IHSG mampu rebound ketika hampir menembus level support di area 7.100 - 7.150.

Menurut Hendy dan Edy, volatilitas IHSG juga disebabkan oleh kombinasi sentimen "Lebaran Rally" dan antisipasi terhadap libur panjang Idul Fitri. Adapun, perdagangan bursa akan libur dari 8 April hingga 15 April 2024. 

"Hal ini lumrah, karena investor cenderung bermain aman, lebih memilih memegang uang tunai menjelang libur panjang. Sehingga wait and see maupun mencairkan dana investasinya untuk merayakan Lebaran," sebut Hendy dan Edy.

Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto juga menilai fluktuasi IHSG pada awal kuartal II ini sudah sesuai ekspektasi. Pelemahan yang sempat terjadi merupakan koreksi wajar, terutama akibat aksi profit taking.

Baca Juga: Jelang Lebaran: Risiko Investasi Naik, Asing Net Sell, Utang Meroket, Rupiah Jeblok

Di sisi lain, William mengamati ada respons negatif terhadap penerapan full call auction. Hanya saja, dalam bobot terhadap pergerakan IHSG, William menilai efek dari full call auction tidak signifikan.

Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus punya pandangan serupa bahwa efek dari full call auction tidak signifikan memberi pengaruh terhadap IHSG. Sebab, saham-saham yang terkena imbas kebijakan ini memiliki kapitalisasi pasar kecil.

Menurut Daniel, fluktuasi IHSG lebih disebabkan oleh pelemahan kurs rupiah, capital outflow, dan sikap investor yang cenderung mengamankan posisi jelang Idul Fitri. "Pelaku pasar lebih wait and see menyikapi libur panjang dan beberapa kondisi fundamental lainnya," kata Daniel.

Dalam posisi saat ini, investor bisa mencuil peluang untuk strategi buy on weakness pada saham-saham berfundamental solid yang harganya mengalami koreksi.

Daniel memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

Hendy dan Edy juga menyarankan untuk memilah saham-saham berfundamental apik dibarengi dengan posisi teknikal yang menarik. Namun dalam momentum saat ini, sektor energi, bahan baku, ritel, infrastruktur dan transportasi menarik dilirik.

 

Saham yang bisa menjadi pilihan adalah PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID). Sedangkan William lebih melirik saham-saham di sektor energi dan tambang.

William menyodorkan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Elnusa Tbk (ELSA) dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).  Kemudian, rekomendasi buy untuk saham PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS).

Sementara Aditya mencermati saham-saham telekomunikasi, sebagai salah satu sektor yang akan diuntungkan dari momentum Lebaran. Menurut Aditya koreksi yang terjadi pada saham TLKM, PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) memberikan kesempatan untuk akumulasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×