kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jelang Lebaran: Risiko Investasi Naik, Asing Net Sell, Utang Meroket, Rupiah Jeblok


Sabtu, 06 April 2024 / 12:30 WIB
Jelang Lebaran: Risiko Investasi Naik, Asing Net Sell, Utang Meroket, Rupiah Jeblok
ILUSTRASI. Karyawan melintas dekat neon grafik digital simbol perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (4/4/2024). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/04/04/2024


Reporter: Ahmad Febrian, Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang Lebaran, kondisi ekonomi dan pasar keuangan Indonesia tampak muram. Data Bank Indonesia (BI), Jumat (5/4) memperlihatkan, risiko investasi alias credit default swap (CDS)  Indonesia terus meningkat. .

Tingkat premi risiko investasi alias CDS lima tahun per 4 April 2024 tercatat sebesar 73,92. Angka tersebut naik dibandingkan 29 Maret 2024 sebesar 72,22. Artinya, sudah tiga pekan berturut-turut, tingkat CDS Indonesia meningkat. Pertama kali, CDS Indonesia melewati angka 70 pada 22 Maret 2023 lalu.  

Masih berdasarkan data BI, selama 1 – 4 April 2024, asing mencatatkan jual neto Rp 8,07 triliun. Terdiri dari jual neto Rp 1,41 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp 5,88 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp Rp 780 miliar di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).  

Sementara cadangan devisa Indonesia akhir Maret 2024 tercatat US$ 140,4 miliar. Anjlok dibandingkan Februari 2024 yang sebesar US$ 144 miliar. Jadi terkuras hingga US$ 3,6 miliar atau Rp 57,24 triliun (kurs Rp 15.900 per dolar AS).

Menurut BI, melorotnya cadangan devisa tersebut akibat pembayaran utang luar negeri pemerintah, antisipasi kebutuhan likuiditas valas korporasi dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. Rupiah sendiri terus melemah di sekitar Rp 15.900. 

Baca Juga: Suara Pejabat The Fed Belum Seragam, Pasar Keuangan Indonesia Masih Tertekan

Terkait utang luar negeri Indonesia tercatat terus bertambah. Posisi utang pemerintah pada akhir Februari 2024 tercatat Rp 8.319,2 triliun. Meningkat Rp 66,13 triliun dari posisi akhir Januari 2024, yang senilai Rp 8.253,09 triliun atau bertambah Rp 66,13 triliun dalam kurun waktu satu bulan.   Utang pemerintah ini setara dengan 39,06% produk domestik bruto (PDB) dan melanjutkan tren tertinggi sepanjang masa.  

Utang Indonesia diprediksi akan terus bertambah mengingat pemerintah terus menjalankan program agresif seperti Ibu Kota Negara (IKN). Belum lagi rencana program makan siang gratis yang belum jelas pendanaannya. 

Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berfluktuasi cukup kencang.  Sepekan menjelang Lebaran, tepatnya Rabu (3/4), IHSG sempat ambles ke 7.166,84. Sebelum menguat tipis  0,45% ke posisi 7.286,88 pada Jumat (5/4). Fluktuasi dalam periode perdagangan 1 April - 5 April 2024 akhirnya hanya membawa pelemahan tipis 0,03% terhadap kinerja IHSG secara mingguan.

Namun terjadi pembalikan arus dana investor asing (capital outflow) yang terbilang jumbo. Sepanjang pekan ini investor asing di Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan aksi jual bersih (net sell) Rp 11,41 triliun di seluruh pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×