Reporter: Muhammad Musa | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) telah menuntaskan penerbitan surat utang senilai US$ 350 juta dengan tenor lima tahun yang akan jatuh tempo tahun 2029. Surat utang tersebut menawarkan tingkat bunga sebesar 8,75% dan akan tercatat di Bursa Singapura.
Sekretaris Perusahaan, Adi Pramono mengatakan, dana hasil bersih penerbitan surat utang ini akan digunakan untuk tiga hal. Pertama, pembelian kembali jumlah maksimum pokok terutang sehubungan dengan Surat Utang Senior 8,25% sejumlah US$ 675 juta yang akan jatuh tempo pada tahun 2025, yang diterbitkan oleh Indika Energy Capital IV Pte Ltd (surat utang lama).
Kedua, pelunasan sisa jumlah terutang surat utang lama melalui pembelian kembali pada pasar terbuka, penawaran tender dan/atau pelunasan sebagaimana diatur dalam indenture surat utang lama. Ketiga, pendanaan pengeluaran modal Perseroan sehubungan dengan pengembangan dan ekspansi kegiatan usaha non-batu bara.
“Transaksi dan pemberian jaminan atas surat utang merupakan satu kesatuan rangkaian transaksi dan bukan merupakan suatu transaksi yang terpisah dan berdiri sendiri,” terang Adi dalam keterbukaan informasi di BEI, Senin (13/5).
Surat utang ini akan dijamin dengan jaminan perusahaan oleh para penjamin, diantaranya PT Indika Inti Corpindo (IIC), PT Tripatra Engineering (TPE), PT Tripatra Multi Energi (TIME), PT Tripatra Engineers and Constructors (TPEC), dan Tripatra (Singapore) Pte. Ltd. (TRIS).
Baca Juga: Indika Energy (INDY) Tuntaskan Penerbitan Surat Utang Senilai US$ 350 Juta
Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, dana surat utang akan digunakan sebagian untuk ekspansi kegiatan usaha non-batubara. Namun, keberhasilan strategi ini akan tergantung pada kemampuan INDY untuk mengeksekusi buyback surat utang secara efektif dan mengembangkan bisnis non-batubara secara sukses.
Menurutnya, dampak terhadap profil utang tidak terlalu signifikan. Tetapi dari sisi manfaat, surat utang baru tersebut memiliki tenor yang lebih panjang hingga tahun 2029 dibandingkan utang yang dilunasi yakni sampai tahun 2025. “Sehingga memberikan perusahaan lebih banyak waktu untuk mengelola kewajiban keuangannya,” kata Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (14/5).
Dengan suku bunga yang lebih besar dari sebelumnya, penerbitan surat utang baru ini akan meningkatkan beban bunga INDY serta diikuti penurunan kinerja akibat tren volatilitas harga batubara.
Sukarno melihat, tidak dampak langsung terhadap kinerja operasional setelah aksi ini. Namun, adanya kenaikan beban bunga dapat menekan laba bersih.
Baca Juga: Pesta Dividen Belum Usai, Ini Rekomendasi Saham Layak Koleksi Pilihan Analis
Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan, aksi buyback surat utang yang dilakukan INDY dapat membantu mengurangi eksposur INDY terhadap utang dan memperbaiki profil utang perusahaan.
“Dengan mengurangi jumlah utang, INDY dapat mengelola risiko keuangan lebih baik,” kata Reza kepada Kontan.co.id, Selasa (14/5).
Reza menilai, prospek perusahaan dan saham setelah aksi ini bergantung pada faktor kondisi pasar, strategi perusahaan, dan dinamika industri. Reza merekomendasikan untuk beli saham INDY dengan target harga Rp 2.150 dengan potensi kenaikan sekitar 51,41% dari harga penutupan terakhir.
Sedangkan Sukarno merekomendasikan untuk hold. Selanjutnya, bagi investor yang mengharapkan dividen dapat mencermati pembagian dividen oleh INDY yang dijadwalkan cum date pada Kamis (16/5) dengan potensi dividen yield di 6%. Menurt Sukarno, harga dalam waktu dekat akan terkoreksi sebesar potensi yield yang didapat dengan target harga Rp 1.300.
Sebagai informasi, harga saham INDY bertumbuh 0,72% ke Rp 1.390 per saham pada Selasa (14/5). Harga saham INDY turun 0,36% dalam lima hari perdagangan terakhir dan melemah sebesar 3,14% sejak awal tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News