Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Namun, dia mengingatkan adanya kerentanan bagi saham baru untuk mengalami fluktuasi harga. Sehingga, jika yang sudah naik tinggi seperti BREN, bisa mempertimbangkan profit taking sebagian dan hold sebagian untuk investasi. "Supaya bisa meminimalkan risiko saat euforia pasar tinggi," imbuh Cheril.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy menimpali, prospek saham EBT tetap bergantung pada kinerja operasional dan keuangan perusahaan. Dus, investor perlu cermat mengukur sejauh mana capaian kinerja bisa sejalan dengan peningkatan valuasinya.
Secara jangka pendek, pelaku pasar masih bisa melirik saham EBT seperti ARKO, KEEN, PGEO dan BREN. "Namun kami mengimbau kepada para investor agar tetap memiliki disiplin dalam membatasi risikonya masing-masing," kata Robertus.
Baca Juga: Menakar Prospek Saham Sejumlah Calon emiten Melantai di BEI Pekan Ini
Research Analyst Reliance Sekuritas Ayu Dian menambahkan, keseriusan pemerintah dalam mengelola aspek lingkungan dan membatasi emisi karbon bakal memoles potensi emiten EBT.
Sementara ini, Ayu menyematkan rekomendasi buy untuk saham KEEN mencermati level support - resistance di harga Rp 845 - Rp 950.
Sedangkan Cheril menjagokan PGEO. Dengan valuasi yang dinilai masih menarik, Cheril menyematkan rekomendasi buy PGEO dengan target harga Rp 1.700 dan stoploss di Rp 1.100. Bagi emiten yang ekspansi di bisnis berbasis EBT, Cheril melirik saham PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) dengan target harga Rp 200 dan stoploss di Rp 175.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News