kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,67   -9,84   -1.07%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak Rekomendasi Saham Emiten Semen di Tengah Pasokan yang Melimpah


Kamis, 13 Juli 2023 / 06:58 WIB
Simak Rekomendasi Saham Emiten Semen di Tengah Pasokan yang Melimpah
ILUSTRASI. Buruh mengangkut sak semen di sebuah gudang penyimpanan di kawasan Kapuk Peternakan, Jakarta,


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten semen diperkirakan bisa mengantongi penjualan yang lebih baik pada semester 2 2023. Permintaan semen yang terus menunjukkan pemulihan diharapkan bisa mengimbangi kondisi kelebihan pasokan (oversupply).

Research Analyst Panin Sekuritas Aqil Triyadi memaparkan, penjualan semen nasional sebesar 14,3 juta ton atau lebih rendah 12% QoQ dan lebih rendah 6,5% YoY pada kuartal I-2023.

Penjualan semen dinilai masih akan melambat pada kuartal kedua seiring dengan adanya momentum bulan puasa dan hari raya Idul Fitri, dimana masyarakat cenderung lebih berfokus pengeluaran pada kebutuhan sehari-hari.

Namun, permintaan semen berpotensi naik di paruh kedua tahun ini salah satunya didukung kebutuhan dari Ibu Kota Negara (IKN), Nusantara.

Baca Juga: Penjualan di Semester II Bakal Naik, Intip Rekomendasi Saham Semen Indonesia (SMGR)

Potensi tersebut bisa terealisasi mengingat anggaran infrastruktur Pemerintah naik di tahun 2023 menjadi Rp 392 triliun, atau lebih tinggi dari tahun 2022 senilai Rp364 triliun.

Aqil menyebutkan, pemanfaatan sebagian dana infrastruktur tersebut akan digunakan untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara, infrastruktur konektivitas, penyediaan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Percepatan pembangunan Jalan Tol Sumatera, LRT Jabodetabek, Pembangkit Listrik, dan lain-lain.

Kementerian PUPR sendiri mencatat sebanyak 31 paket pekerjaan tengah berjalan di IKN, antara lain pekerjaan land development, hunian pekerja, jalan logistik, jalan tol, embung dan drainase, intake air baku, kantor kementerian koordinator, sumbu kebangsaan, kompleks kantor, serta istana negara.

Secara historis, Aqil turut mencermati selalu terjadi peningkatan volume penjualan semen di semester kedua. Hal itu diperkirakan karena waktu kerja atau working days yang lebih banyak dibandingkan semester 1, menyusul adanya pekerjaan yang terpotong momen puasa dan libur lebaran.

Di samping itu, pada semester kedua biasanya cukup banyak proyek pembangunan yang akan dieksekusi. Data empat tahun terakhir menunjukkan periode semester 2 memang selalu mencatatkan penjualan semen lebih tinggi dibandingkan semester 1.

Hanya saja, patut dicermati bahwa permintaan semen masih cenderung flat, disaat adanya penambahan pabrik di beberapa wilayah Jawa Tengah dan Kalimantan yang mendorong pasokan semakin banyak.

 

Pengembang properti pun masih wait & see untuk agresif kembali dalam menambah produk seiring dengan kondisi suku bunga dan memasuki masa pemilu 2024.

Kabar baiknya, pemerintah tengah berupaya menangangi kondisi oversupply dengan menerbitkan aturan mengenai pendirian pabrik semen. Per Februari 2023, DPR meminta pemerintah untuk menerbitkan moratorium pabrik semen agar lebih selektif, seiring melimpahnya pasokan semen hingga oversupply sebanyak 59 juta ton.

“Jika moratorium telah dibuat akan berpotensi adanya pembatasan pembangunan pabrik semen baru, sehingga menjadi katalis positif bagi industri semen. Sebab, apabila produksi dibatasi dengan diikuti permintaan yang perlahan kembali pulih pasca pandemi akan memperbaiki dari utilisasi semen di Indonesia,” ucap Aqil kepada Kontan.co.id, Rabu (13/7).

Baca Juga: Kebutuhan Semen Meningkat, Intip Rekomendasi Saham Semen Indonesia (SMGR)

Selain itu, harga komoditas nampaknya tidak lagi menjadi perhatian utama karena beberapa harga komoditas seperti batubara dan minyak saat ini sedang mengalami penurunan.

Di sisi lain, ada harapan permintaan semen perlahan membaik seiring beberapa pembangunan yang masih dilakukan oleh Pemerintah.

Panin Sekuritas menyematkan peringkat Netral untuk sektor semen, dengan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sebagai pilihan utama. SMGR dipandang lebih optimistis karena diversifikasi wilayah yang baik, serta posisinya sebagai pemimpin pasar.

SMGR sejauh ini masih memegang pangsa pasar terbesar di Indonesia yakni sekitar 50%, diikuti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) sekitar 25%.

Aqil merekomendasikan Buy untuk SMGR dengan target harga sebesar Rp 8.125 per saham. Sedangkan, INTP disarankan Hold pada target harga sebesar Rp 11.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×