Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas emas yang terus menembus rekor tertinggi bakal memoles kinerja emiten yang bergelut di bisnis emas. Merujuk TradingEconomics, per Jumat (14/2) malam, harga emas global sudah bergerak di level US$ 2.928 per ons troi.
Sedangkan harga logam mulia di dalam negeri sudah tembus ke atas Rp 1.700.000 per gram. Pada perdagangan Jumat (13/2), harga emas Antam naik Rp 9.000 ke posisi Rp 1.701.000 per gram.
Direktur Investor Relation PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) Thendra Crisnanda memperkirakan, kenaikan harga emas dunia masih bisa berlanjut hingga mencapai level US$ 3.000 per ons troi.
"Meski patut dicermati koreksi yang sehat wajar terjadi setelah emas menembus level psikologis tersebut," kata Thendra kepada KONTAN, Kamis (13/2).
Kenaikan harga emas akan berpengaruh positif terhadap harga jual rata-rata alias Average Selling Price (ASP). HRTA mengasumsikan peningkatan ASP sebesar 10% - 13% secara tahunan alias year on year (YoY).
Baca Juga: IHSG Menguat 0,38% ke Level 6.638, Top Gainers LQ45: SMGR, ARTO & TLKM, Jumat (14/2)
"Pendorong peningkatan kinerja Perseroan di tahun 2025 lebih akan didominasi oleh peningkatan volume penjualan yang ditargetkan meningkat di atas 30% YoY," imbuh Thendra.
HRTA pun mengerek target penjualan emas batangan dan perhiasan ke level 19,5 ton hingga 20 ton pada 2025. Sebagai perbandingan, estimasi penjualan emas batangan dan perhiasan HRTA tahun lalu mencapai 14,8 ton - 15 ton.
PT United Tractors Tbk (UNTR) juga mendongkrak panduan penjualan emas, dari 235.000 ons troi pada 2024 menjadi 240.000 ons troi pada 2025. "Perkembangan harga emas saat ini tentu positif bagi kami," ujar Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis.
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) alias Antam turut memasang outlook yang optimistis terhadap permintaan emas pada tahun 2025. Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Antam, Arianto Sabtonugroho meyakini kondisi ini akan membawa dampak positif untuk mendongkrak kinerja ANTM.
"Dengan strategi meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi operasional, kami percaya kontribusi emas akan semakin signifikan terhadap kinerja keuangan," ujar Arianto.
Hanya saja, Arianto belum merinci target produksi dan penjualan emas ANTM di tahun ini. Sementara pada tahun lalu, ANTM mencapai rekor penjualan emas tertinggi sebesar 43.776 kilogram atau 1,40 juta ons troi.
Sementara itu, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) akan mengerek produksi emas ke level 75.000 ons troi. Direktur & Chief Investor Relations Bumi Resources Minerals Herwin Wahyu Hidayat memberikan gambaran, produksi emas BRMS tahun lalu mencapai target di level 55.000 ons troi - 60.000 ons troi.
Sedangkan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) memasang target konservatif di level 100.000 dan 110.000 ons troi. "Kenaikan harga emas tentunya berdampak positif terhadap kinerja Perseroan," kata Tom Malik selaku Head of Corporate Communications MDKA.
Baca Juga: Penjualan dan Laba Unilever (UNVR) Kompak Tergerus di 2024
Sebelumnya, Direktur Utama PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) Edi Permadi meyakini prospek komoditas emas pada 2025 masih tetap berkilau. Permintaan dan harga emas bisa lanjut menguat di tengah dinamika geo-politik. Secara operasional, PSAB akan menjaga level produksi di sekitar 100.000 ons troi.
Vice President Corporate Communications PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) Kartika Octaviana menyampaikan bahwa update mengenai rencana produksi pada 2025 baru akan disampaikan pada saat rilis kinerja tahunan 2024.
"Namun perlu kami sampaikan tahun 2025 ini merupakan masa transisi dari Fase 7 ke Fase 8 tambang Batu Hijau," kata Kartika.
Meski begitu, AMMN optimistis kenaikan harga emas bisa berdampak pada kinerja keuangannya. " Kami menyambut positif dinamika pasar global terkait emas yang tentunya akan terrefleksikan dalam hasil kinerja kami," imbuh Kartika.
Rekomendasi Saham
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menaksir tren kenaikan harga emas bakal memoles kinerja emiten pada 2025. Hanya saja, masih ada risiko volatilitas harga serta tantangan dari sisi peningkatan biaya operasional.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan sepakat, pendapatan emiten bisa terangkat oleh harga dan permintaan emas yang masih cenderung meningkat.
"Namun masih harus perhatikan volume produksi dan penjualan serta ongkos produksinya," kata Rizkia.
Meski punya prospek apik, tapi Rizkia mengingatkan agar pelaku pasar lebih berhati-hati memilih saham di tengah tekanan pasar saat ini. Dus, investor mesti selektif memilih saham emas.
Miftahul menilai saham HRTA masih layak koleksi atau hold untuk target harga di Rp 496. Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyarankan speculative buy HRTA untuk target harga Rp 476 - Rp 488.
Herditya merekomendasikan buy on weakness MDKA dan trading buy UNTR. Target harga masing-masing berada di area Rp 1.715 - Rp 1.800 dan Rp 25.200 - Rp 25.275.
Sedangkan dalam riset terbarunya, Analis RHB Sekuritas Indonesia Fauzan Djamal dan Muhammad Wafi tetap menyematkan rekomendasi buy pada saham ANTM. Fauzan dan Wafi mengerek target harga ANTM dari Rp 1.800 menjadi Rp 1.900 per saham.
Selanjutnya: Cara Melihat Pengumuman Seleksi Administrasi PPPK 2024 Tahap 2 Di Sscasn.bkn.go.id
Menarik Dibaca: Hasil Seleksi Administrasi PPPK Bisa Dicek di HP, Ini Cara Sanggah yang Benar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News