Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Sedangkan Roger menjagokan saham big caps di sektor perbankan dan telekomunikasi. Hasil kinerja BMRI dan BBNI pada kuartal pertama 2023 yang membukukan laba positif menjadi katalis pendukung.
"Pilihan investasi di big caps tetap memperhatikan faktor stabilitas kinerja dengan melihat historikal. Saat ini kami memberikan rating overweight di dua sektor yakni telekomunikasi dan banking," imbuh Roger.
Fajar memilih BBCA, BMRI dan BBRI untuk investasi jangka panjang. Sedangkan untuk jangka pendek, saham TLKM, ASII dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menarik dilirik.
"Investor asing juga cukup gencar masuk ke saham-saham ini," tandasnya.
Sementara itu, CEO Edvisor.id Praska Putrantyo memberikan catatan, bahwa saham-saham big caps umumnya sudah mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan. Sehingga investor perlu memperhatikan market timing saat ingin masuk.
Strateginya bisa memanfaatkan momentum koreksi atau dengan cara membeli bertahap (averaging down). Apalagi jika fokus pada investasi jangka panjang, untuk mengantisipasi koreksi saham akibat risiko fluktuasi pasar saham di jangka pendek.
"Penggunaan momentum market timing juga disarankan agar dapat meminimalkan risiko pembalikan arah pasar, sehingga investor dapat melakukan averaging down," kata Praska.
Menurut Praska, saham big caps yang bisa dipertimbangkan untuk time to buy atau hold adalah TLKM, ASII, MDKA, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
"Tren harga yang belum mengalami apresiasi signifikan serta prospek fundamental bagus, menjadi katalis pendukung. Di samping saham-saham tersebut juga memiliki tingkat likuiditas yang relatif besar," pungkas Praska.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News