kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.511   28,00   0,18%
  • IDX 7.760   25,02   0,32%
  • KOMPAS100 1.205   3,50   0,29%
  • LQ45 961   2,42   0,25%
  • ISSI 234   1,13   0,48%
  • IDX30 494   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 593   1,74   0,29%
  • IDX80 137   0,38   0,27%
  • IDXV30 142   -0,50   -0,35%
  • IDXQ30 164   0,08   0,05%

Simak Rekomendasi Saham Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) yang Baru Resmikan Gedung


Jumat, 18 Oktober 2024 / 20:16 WIB
Simak Rekomendasi Saham Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) yang Baru Resmikan Gedung
PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS), anak usaha PT Bundamedik Tbk (BMHS), meresmikan gedung baru BMHS Diagnos Tower di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (18/10).


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS), anak usaha PT Bundamedik Tbk (BMHS), meresmikan gedung baru BMHS Diagnos Tower di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (18/10). Kolaborasi ini dinilai bisa menjadi sentimen baik untuk kinerja Grup Bundamedik.

Presiden Direktur BMHS Agus Heru Darjono mengatakan, perpindahan ke kantor baru ini adalah langkah besar bagi kedua pihak.

“Ini juga bukti komitmen kami kepada masyarakat bahwa BMHS dan DGNS akan terus berkembang dengan didukung oleh teknologi dan inovasi terkini dalam bidang kesehatan,” ujarnya dalam acara tersebut, Jumat (18/10).

Direktur Utama DGNS Mesha Rizal Sini mengatakan, dalam waktu dekat, Diagnos akan membuka Klinik Utama di gedung ini yang berfokus kepada layanan MCU, laboratorium, dan radiologi.

Layanan Medical Check Up yang diberi nama MCU Plus itu didukung Smart Report untuk memberikan informasi Personal Health Risk Score dalam periode 10 tahun ke depan berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dokter

Baca Juga: Diagnos Laboratorium (DGNS) Resmikan Gedung Baru BMHS Diagnos Tower

Selain memberikan manfaat secara personal, diharapkan juga dapat membantu rekanan perusahaan dalam upaya menjaga kesehatan dan produktivitas karyawan. Smart report ini akan memberikan kemudahan dalam tindak lanjut maintenance kesehatan karyawan melalui program Corporate Managed Care.

”Inovasi ini tidak hanya di Jakarta, akan dilanjutkan dengan pembukaan Klinik Utama di kota Makassar, Batam, dan kota-kota besar lainnya,” ujarnya dalam acara peresmian BMHS Diagnos Tower, Jumat (18/10).

Di tahun 2024, Diagnos fokus untuk mengembangkan produk Cervigene yaitu pemeriksaan virus HPV yang revolusioner. Menggunakan teknologi molekular berbasis sampel urin, Cervigene memberikan alternatif yang lebih nyaman dibandingkan metode tradisional swab pap smear. 

Managing Director DGNS Fergus Richard mengatakan, produk Cervigene dipatok dengan harga yang terjangkau, yaitu sekitar 50% dari pemeriksaan metode konvensional di pasaran.

“Harapannya, Cervigene dapat menjadi solusi deteksi dini virus HPV yang lebih nyaman dan efisien bagi jutaan wanita di Jakarta,” katanya dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, Diagnos mengembangkan produk DNA and Me 2.0, yang merupakan pemeriksaan genomik yang komprehensif mencakup laporan menyeluruh tubuh seseorang atau 360 Report.

Produk ini dikembangkan dengan dukungan platform digital inovatif yang menawarkan kemudahan akses dan berbagai dukungan layanan kesehatan seperti Health Risk Score, layanan test laboratorium, konsultasi dokter, konektivitas wearable device, serta artikel kesehatan.

“Modul dalam platform ini harapannya menjadi Health Passport yang menjadikannya solusi kesehatan holistik bagi masyarakat Indonesia,” papar Fergus.

Baca Juga: Bukukan Pendapatan Rp 784,48 miliar, Bundamedik (BMHS) Ditopang Layanan Spesialistik

Fergus mengatakan, biaya investasi untuk pembangunan gedung tersebut sebesar Rp 100 miliar.

“Nilai investasi untuk satu gedung ini sampai Rp 100 miliar, mulai dari pembelian tanah, pembangunan, hingga persiapan layanan yang ada di sini,” tuturnya.

BMHS Diagnos Tower memiliki delapan lantai, dengan empat lantai teratas dipergunakan sebagai kantor bersama dengan BMHS. Lantai 1 dan 2 dipakai untuk keperluan klinik. Sementara, lantai 3 dan 4 untuk keperluan lab central.

“Kami punya banyak lab nest di Indonesia, sehingga banyak mengambil sampel dari luar kota, bahkan luar pulau. Jadi, di gedung ini kami melakukan konsolidasi sampel, sehingga biayanya lebih murah,” ungkapnya.

Pada keterbukaan informasi tanggal 28 Juni, BMHS menyampaikan transaksi afiliasi untuk melaksanakan sewa-menyewa atas ruangan dengan luas area 680 meter persegi milik DGNS. Nilai transaksi tersebut sebesar Rp 9,18 miliar.

Secara rinci, biaya sewa atas transaksi tersebut sebesar Rp 125.000 per meter persegi per bulan untuk jangka waktu sewa sembilan tahun dengan jumlah total Rp 9,18 miliar belum termasuk PPN, yang dibayarkan di muka.

Biaya service charge atas transaksi ini adalah Rp 49.000 per meter persegi per bulan, yang akan dibayar secara bulanan, dengan ketentuan service charge dapat ditinjau kembali. Konsumsi listrik akan dihitung terpisah dan biayanya menjadi tanggungan penyewa.

Transaksi ini akan membantu BMHS melakukan penghematan beban sewa usaha. Melansir RTI, BMHS memiliki 41,2% saham DGNS.

Lebih lanjut, DGNS menargetkan layanan MCU bisa berkontribusi ke sepertiga pendapatan perseroan dalam lima tahun mendatang.

 

“Saat ini, kontribusi layanan MCU ke pendapatan DGNS masih di bawah 10%,” tuturnya.

Per hari ini, DGNS memiliki enam cabang laboratorium stand alone, yaitu Diagnos Ciputat, Diagnos Denpasar, Diagnos Padang, Diagnos Makassar, Diagnos Batam, dan Diagnos Genomics. Sementara, total laboratorium secara keseluruhan, termasuk yang bergabung dengan Rumah Sakit Bunda, ada sekitar 27 laboratorium.

“Total tenaga medis di laboratorium kami saat ini ada sekitar 300 orang. Ke depannya, kami juga berencana membangun 2-3 klinik stand alone di tahun 2025,” paparnya.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan, kolaborasi antara DGNS dan BMHS ini bisa berdampak baik ke kinerja dua emiten terafiliasi itu.

“Namun, perlu dilihat kembali bagaimana implementasi strategi yang akan dikembangkan ke depannya,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (18/10).

Secara kinerja keuangan DGNS memang berhasil mencatatkan kinerja yang positif baik secara kuartalan maupun tahunan.

Per semester I 2024, DGNS mencatatkan pendapatan neto sebesar Rp 81,04 miliar. Ini naik 13,81% secara tahunan alias year on year (yoy) dari Rp 71,21 miliar di semester I 2023.

DGNS pun mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp 1,10 miliar di semester I 2024, berbanding terbalik dari rugi tahun berjalan sebesar Rp 7,73 miliar pada periode sama tahun lalu.

Melansir RTI, kinerja saham DGNS tercatat melemah 14,09% dalam sebulan, tetapi berhasil naik 4,07% sejak awal tahun alias year to date (YTD).

“Tetapi, jika dilihat valuasi price to earning ratio (PER) saat ini sudah terlalu mahal di 138,18x,” ungkapnya. Sementara, meskipun tercatat naik secara tahunan, laba BMHS turun secara kuartalan.

BMHS membukukan laba bersih sebesar Rp 10,96 miliar di semester I 2024, melesat 157,37% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Secara kuartalan, laba bersih BMHS turun 99,14% di akhir semester I 2024.

Sementara, pendapatan neto BMHS pada semester I-2024 tercatat sebesar Rp 784,48 miliar, naik 8,69% yoy. Kinerja saham BMHS naik 0,7% dalam sebulan, tetapi turun 12,27% YTD.

“Sehingga, kami melihat pergerakan saham keduanya juga sudah mencerminkan kinerja keuangan masing-masing,” tuturnya.

Baca Juga: Bundamedik (BMHS) Serap Capex Rp 142 Miliar di Semester I 2024

Azis melihat, prospek kinerja DGNS dan BMHS masih menarik. Hal ini terdorong dari program pemerintahan baru yang menjadikan sektor kesehatan sebagai fokus kebijakan. Misalnya, dengan adanya program MCU gratis yang bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan.

“Secara kinerja berpotensi positif, tetapi perlu melihat bagaimana strategi yang diterapkan perusahaan apakah akan berdampak signifikan atau tidak,” paparnya.

Namun, Azis pun masih memberikan rekomendasi wait and see untuk kedua saham tersebut.

“Investor bisa manfaat trading jangka pendek jika ada teknikal rebound,” tuturnya.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo melihat, pergerakan saham DGNS berada di level support Rp 188 per saham dan resistance Rp 322 per saham. William pun merekomendasikan buy on weakness dengan target harga di akhir tahun Rp 400 per saham.

Sementara, pergerakan saham BMHS ada di level support Rp 230 per saham dan resistance Rp 360 per saham. William masih merekomendasikan wait and see untuk saham BMHS.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham DGNS ada di level support Rp 236 per saham dan resistance Rp 270 per saham. Herditya pun merekomendasikan speculative buy untuk DGNS dengan target harga Rp 280 - Rp 300 per saham.

Selanjutnya: WIKA Raih Kontrak Baru Rp 15,5 Triliun Hingga September 2024

Menarik Dibaca: Jelang Pelantikan Presiden RI, Perjalanan Commuter Line Ditambah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×