kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,65   -11,86   -1.27%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak rekomendasi saham Astra Agro (AALI) dari Panin Sekuritas


Rabu, 23 Juni 2021 / 14:03 WIB
Simak rekomendasi saham Astra Agro (AALI) dari Panin Sekuritas
ILUSTRASI. Astra Agro Lestari (AALI) berhasil mencatatkan peningkatan volume produksi minyak kelapa sawit menjadi 614 ribu ton.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) membukukan penurunan volume produksi sepanjang lima bulan pertama pada tahun ini. Tercatat, pada periode tersebut emiten perkebunan ini memiliki volume produksi tandan buah segar sebesar 1,8 juta ton, atau turun 3,9% secara year on year (yoy). 

Analis Panin Sekuritas Juan Oktavianus dalam risetnya pada `6 Juni mengatakan, penurunan tersebut tidak terlepas dari turunnya yield tandah buah segar  (TBS) atawa fresh fruit bunch (FFB) 5,8 kali, dibanding 7,7 kali pada periode yang sama sebelumnya. Hal tersebut imbas dari kemarau panjang yang terjadi di 2019 serta usia tanaman yang menghambat produktivitas AALI. 

“Di satu sisi, AALI justru berhasil mencatatkan peningkatan volume produksi minyak kelapa sawit menjadi  614 ribu ton atau naik 3,9% yoy. Hal ini seiring dengan peningkatan pembelian tandan buah segar dari pihak ketiga menjadi 1 juta ton. Dus, tingkat utilisasi pabrik tercatat meningkat dari 70% menjadi 75% sepanjang lima bulan pertama di tahun ini,” tulis Juan. 

Ke depan, Juan menyebut AALI berpotensi mendapat sentimen positif dari adanya wacana penurunan bea ekspor minyak sawit. Adapun, pemerintah berencana menurunkan pungutan ekspor minyak sawit mentah demi meningkatkan ekspor minyak sawit Indonesia. 

Baca Juga: Harga CPO merosot 12,39% dalam sepekan, berikut sentimen yang mengiringinya

Bila sebelumnya batas maksimum bea ekspor CPO sebesar US$ 255 per ton, nantinya akan dipangkas menjadi US$ 175 per ton ketika harga referensi melebihi US$ 1.000 per ton. Selanjutnya, pungutan minimum senilai US$ 55 per ton untuk CPO akan dikenakan jika harga referensi ditetapkan sebesar US$ 750 per ton atau kurang.

Kemudian, untuk setiap kenaikan harga minyak sawit sebesar US$ 50 per ton, maka pungutan untuk produk mentah akan dinaikkan US$ 20 per ton serta pungutan produk olahan akan naik US$ 16 per ton. 

“Berdasarkan harga referensi Juni 2021 yang sebesar US$ 1.223,9 per ton, artinya pungutan ekspor minyak sawit berada di level maksimum di level US$ 255 per ton. Kami melihat hal ini akan menjadi sentimen positif untuk AALI seiring dengan kontribusi penjualan minyak sawit AALI berada di level 50%,” imbuh Juan.

Baca Juga: SGRO dan AALI fokus jaga kinerja operasional di tengah tren kenaikan harga CPO

Hanya saja, Juan menilai adanya risiko dari potensi penurunan harga minyak sawit pada paruh kedua tahun ini. Adapun, ketika riset ini ditulis, harga minyak sawit secara year to date sudah naik 47,1% ke RM 4.117 per ton. 

Juan menilai, koreksi pada harga minyak sawit tidak terlepas dari adanya musim panen pada kuartal III-2021. Hal ini akan membuat peningkatan signifikan pada pasokan minyak sawit di tengah penurunan permintaan dari China dan India. Berdasarkan pertimbangan tersebut, ia memperkirakan untuk rerata harga minyak sawit akan berada di level MYR3.500 per ton.

Juan memproyeksikan AALI bisa membukukan pendapatan sebesar Rp 20,3 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 2,16 triliun. Panin Sekuritas pun memberikan rekomendasi beli untuk saham AALI dengan target harga Rp 14.000 per saham. Pertimbangan utamanya adalah lahan AALI yang terbesar dan punya yield FFB yang paling tinggi jika dibandingkan dengan peers.

Baca Juga: Pemerintah berecana pangkas pungutan ekspor CPO, berikut efeknya menurut analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×