Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Yudho Winarto
Untuk harga emas, ia memperkirakan akan cenderung turun dari tahun lalu dan stabil di kisaran US$ 1.700 - US 1.800 per ons troi seiring dengan pemulihan ekonomi yang sedang berjalan ini.
“Salah satu faktor yang dapat mendongkrak kinerja ANTM tahun ini adalah selesainya smelter feronikel ANTM yang berada di Halmahera. Smelter ini ditargetkan dapat memproduksi sebanyak 13.500 Tni feronikel per tahun,” imbuh Maryoki.
Baca Juga: Freeport dan Antam (ANTM) Siap Mengekspor Mineral Mentah
Maryoki mengatakan, keberadaan smelter punya peranan penting dalam pertumbuhan kinerja ANTM. Ia menilai, ketimbang ANTM memutuskan untuk mengakuisisi tambang untuk memperoleh cadangan emas sendiri, Penambahan jumlah maupun kapasitas smelter justru jadi langkah yang lebih tepat.
Pasalnya, akuisisi sendiri membutuhkan biaya yang besar dan risiko yang besar juga, di mana ANTM harus menjalankan operasional tambang itu sendiri.
Dessy menambahkan, salah satu katalis positif lain yang bisa mendorong kinerja ANTM adalah langkah manajemen yang mengurangi utang mata uang asing. Menurutnya, selama ini, bottom line ANTM cukup terpengaruh efek forex loss atau utang mata uang asing.
Dengan prospek yang menarik, Dessy pun memberikan rekomendasi untuk beli saham ANTM dengan target harga Rp 3.230 per saham.
Sementara Maryoki menilai, harga saham ANTM saat ini sudah terlampau mahal. Untuk itu, dia merekomendasikan jual ANTM dengan target harga di Rp1.480.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News