kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.806   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.495   15,66   0,21%
  • KOMPAS100 1.160   5,20   0,45%
  • LQ45 920   6,64   0,73%
  • ISSI 226   -0,42   -0,18%
  • IDX30 475   4,07   0,87%
  • IDXHIDIV20 573   5,09   0,90%
  • IDX80 133   0,84   0,63%
  • IDXV30 140   1,19   0,85%
  • IDXQ30 158   1,00   0,64%

Simak Proyeksi Rupiah di Perdagangan Senin (26/12)


Minggu, 25 Desember 2022 / 15:00 WIB
Simak Proyeksi Rupiah di Perdagangan Senin (26/12)
ILUSTRASI. Kurs rupiah spot melemah 0,06% ke level Rp 15.593 per dolar AS pada Jumat (23/12).


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diperkirakan bergerak datar dengan kecenderungan menguat tipis pada perdagangan Senin (26/12). Hal itu karena minimnya sentimen yang mempengaruhi nilai tukar jelang pergantian tahun.

Asal tahu saja, kurs rupiah spot melemah 0,06% dari hari sebelumnya ke level Rp 15.593 per dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Jumat (23/12). Pelemahan tersebut diikuti kurs rupiah Jisdor yang melemah 0,07% ke Rp 15.605 per dolar AS.

Analis DCFX Futures Lukman Leong memperkirakan rupiah akan bergerak datar dengan kecenderungan menguat tipis pada perdagangan besok, Senin (26/12). Minimnya rilis data dan agenda ekonomi di pekan depan bakal memberi ruang penguatan bagi rupiah. Perdagangan juga diperkirakan akan tipis menjelang liburan akhir tahun.

Di sisi lain, dolar AS dalam tren melemah karena rilis data inflasi Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi atau Personal Consumption Expenditures (PCE) menunjukkan penurunan.

Baca Juga: Naik Lagi, Posisi Utang Indonesia hingga November 2022 Tembus Rp 7.554,25 Triliun

Mengutip Tradingeconomics, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi di Amerika Serikat meningkat sebesar 5,5% secara year-on-year (YoY) pada November 2022. Angka ini terendah sejak Oktober 2021 dan di bawah 6,1% pada Oktober. Perinciannya, harga barang naik 6% dan harga jasa naik 5,2%. Biaya makanan naik 11,2% dan harga energi naik 13,6%. 

Sementara dibandingkan bulan sebelumnya, Indeks Harga PCE naik sebesar 0,1%, terendah dalam empat bulan dan di bawah 0,4% di bulan Oktober.

"Data inflasi PCE AS yang menunjukkan penurunan pada inflasi dan pengeluaran pribadi serta pemesanan barang tahan lama yang lebih rendah dari perkiraan akan menekan dolar AS," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Minggu (25/12).

Baca Juga: Kurs Rupiah Menguat Sepekan Terakhir, Intip Prediksi Awal Pekan Depan

Sementara, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi bahwa rupiah masih akan melemah pada perdagangan esok. Hal itu melihat pergerakan dolar AS yang berhasil naik terhadap sebagian besar mata uang utama pada akhir pekan ini.

Data AS menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja yang dapat membuat Federal Reserve hawkish lebih lama.

Sentimen lainnya yang menguatkan posisi dolar adalah aksi Rusia akan menghentikan penjualan minyaknya ke negara-negara yang mendukung batasan harga yang diperkenalkan oleh negara-negara G7 awal bulan ini. Langkah tersebut dapat memangkas produksi minyak sebesar 5%-7% pada awal 2023.

"Hal ini akan memperketat pasokan global lebih jauh lagi. Kemungkinan meningkatkan harga karena permintaan meningkat," tulis Ibrahim dalam riset, Jumat (23/12).

Menurut Ibrahim, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi tapi ditutup melemah di rentang Rp 15.580 per dolar AS-Rp. 15.650 per dolar AS, pada Senin. Sedangkan Lukman memproyeksikan rupiah menguat tipis pada rentang Rp 15.500 per dolar AS-Rp 15.650 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×